REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT. Transportasi Transjakarta (PT. Transjakarta) Budi Kaliwono mengatakan beberapa hal yang belum dilengkapi jelang peresmian Koridor 13. Koridor 13 Transjakarta melayani rute Ciledug-Tendean.
"Rambu masih di-set up, lampu masih disiapkan. Beberapa instrumen yang di halte kita juga lagi siapkan (seperti) genset, security. Kita harus hitung juga dari bawah ke atas harus ada penjaga," ujar Budi Kaliwono di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (8/8).
Oleh sebab itu, pihak Transjakarta tidak mau mengoperasikan langsung 12 halte. Sebab, Budi menyatakan pengoperasian total 12 halte ini juga perlu sosialisasi. "Jadi anggap launching ini dengan lima halte tersosialisasi dan kita siapkan yang lainnya. Lebih efisienlah pasti," katanya.
Saat peninjauan di Halte Cipulir, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta) dan Transjakarta masih bingung meletakkan lokasi pintu tapping tiket. Pilihannya, pintu tapping tiket diletakkan di halte atau di jalur integrasi menuju ITC Cipulir. Menurut Budi, hal tersebut hanya masalah teknis. Pemasangan pintu tapping tiket ini nanti dipasang menurut flow atau arus penumpang.
"Kan Cipulir ada tangga tapi di tengah Halte Cipulir ada tangga juga kan. Kita enggak tahu mana yang lebih ramai. Kalau ternyata plangnya dari kiri, pasti mereka akan manfaatkan halte tangga yang kiri tadi kan. Tapi kalau mereka dari kanan dari arah Cipulir, mereka pasti pakai eskalator yang di Cipulir. Kalau banyak yang Cipulir ya kita bisa atur. Bisa saja di Cipulir di pasang, di sini dipasang," ujarnya.
Sementara itu , Kepala Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan sudah ada konsep lift dari Transjakarta yang akan dipasang di halte-halte yang tinggi.
"Transjakarta sudah ada, cuman kan tidak sederhana bangun eskalator itu. Contoh di cipulir, harus ada yang memeliharanya. Kalo di ruang-ruang kayak gitu butuh pengelola," kata Yusmada di lokasi yang sama.