REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tim Olimpiade Geografi Nasional Indonesia pada Olimpiade Geografi Internasional ke 14 (iGeo 2017) di Beograd, Serbia, pada 1-8 Agustus ini kembali meraih prestasi satu medali emas dan dua perunggu.
Tim Indonesia yang terdiri dari dua ofisial dan empat peserta berusia 16-19 tahun siswa SMU bertanding melawan lebih dari 300 peserta yang berasal dari lebih 40 negara, demikian Fungsi Pensosbud KBRI Serbia Habadi Soewedo kepada Antara London, Selasa (8/8).
Dikatakannya Dubes RI untuk Republik Serbia merangkap Montenegro, Harry R.J. Kandou, memberikan dukungan kepada Tim Indonesia.
KBRI Beograd sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia memberikan dukungan mulai dari mencari berbagai informasi terkait kegiatan hingga pendampingan pada saat Tim Indonesia melakukan survei lapangan hingga dukungan moral sebelum pertandingan, pada saat pertandingan hingga pengumuman peraih medali di acara Closing Ceremony.
Tim Indonesia dipimpin ketua rombongan Syamsul Bahri dan Ofisial Dewayany Sutrisno serta empat pelajar SMU yaitu Fadhlan Ramadhan Sahid, Kathy Salsabila, Iqbal Ardiansyah, Ari Wijaya Abadi bertanding selama 10 hari di Beograd melawan para pesaing yang sangat tangguh dari seluruh dunia.
Pada iGeo 2017, ujian yang dipertandingkan terdiri dari tiga bagian yaitu bagian tes tertulis 40%, tes kerja lapangan dan pembuatan keputusan 40% serta bagian tes multimedia 20%. Jawara diambil dari peraih nilai akumulasi tertinggi dari semua tes.
Tiap peserta iGeo merupakan bagian dari tim nasional masing-masing negara, sehingga setiap negara memiliki penggabungan nilai dari empat anggota tim mereka. Tujuan dari iGEO 2017 adalah untuk mengenalkan geografi, mengembangkan pemahaman geografi kepada generasi muda serta mengembangkan kualitas yang lebih baik untuk ilmu geografi di seluruh dunia.