REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Kesehatan Kota Kupang melakukan upaya deteksi dini hepatitis B yang diderita ibu hamil wilayah Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, sebagai bagian dari langkah pemerintah menekan populasi pengidapnya.
"Kota Kupang menjadi salah satu daerah dari enam daerah lain yang menjadi pilihan Kementerian Kesehatan untuk kegiatan ini. Kami merespons untuk mendeteksi dini penyakit itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr Ari Wijana di Kupang, Rabu (9/8).
Dinas Kesehatan akan memberikan sejumlah pembekalan kepada para kepala puskesmas dan sejumlah pengelola program hepatitis Kota Kupang untuk menentukan langkah dalam upaya percepatan deteksi dini hepatitis kepada ibu hamil. Dia mengharapkan bisa meminimalisasi jumlah penderita penyakit yang membahayakan nyawa manusia itu, terutama bagi ibu hamil di daerah setempat.
Dia menjelaskan hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Virus itu tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Penyakit tersebut juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum suntik, dan transfusi darah dengan virus di dalamnya.
Mula-mula penyakit itu dikenal sebagai serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Infeksi karena Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, di mana injeksi diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya.
Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat tiga vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik dari virus itu. Bagaimanapun, katanya, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali risiko infeksi.
Beberapa orang yang terinfeksi virus itu, ujarnya, dapat dengan cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan terinfeksi untuk seumur hidup. Biasanya terdapat sedikit atau tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang hati rusak berat, menyebakan gagal hati.
Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice, di mana kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi tumbuh dan seharusnya disaring oleh hati tidak dilakukan. Masalah lainnya adalah hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. Tes darah dapat menemukan tanda-tanda proses kerusakan hati.
Jika penderita memiliki tanda-tanda tersebut, dia mengatakan, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebabkan virusnya. Pengobatan antivirus diberikan, untuk mencegah virus memperbanyak diri dengan mengkopinya. "Bagaimanapun, sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya semuanya hingga tuntas," katanya.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan deteksi lebih dini untuk bisa melakukan sejumlah langkah preventif demi kepentingan pencegahan penyakit tersebut.