REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Sejarah Islam mengenal banyak pahlawan. Salah satunya adalah Zaid bin Haritsah.
Berasal dari budak yang diperjualbelikan, Zaid bin Haritsah menjadi anak angkat Nabi Muhammad SAW. Namun dalam Islam status anak angkat tak mengubah nasabnya.
“Karena itu, awalnya orang-orang memanggilnya dengan Zaid bin Muhammad, tapi berubah menjadi Zaid bin Haritsah. Kendati demikian, kedudukannya di mata Nabi SAW tetaplah mulia,” ujar Ustaz Hepi Andi Bastoni, Rabu (9/8).
Ia pun dipanggil dengan Habibu Rasulillah, orang terkasih Rasulullah saw. Belakangan ia pun punya anak yang juga tak kalah mulia. Usamah bin Zaid menjadi panglima termuda yang diangkat Nabi SAW.
“Zaid pun menjadi semakin mulia karena dialah satu-satunya sahabat Nabi yang namanya termaktub dalam Alquran,” tutur Ustaz Hepi.
Lalu, bagaimana perjalanan hidup shahabat Nabi yang syahid dalam Perang Mu'tah ini sebenarnya? Mengapa pula ia bercerai dengan Zainab bint Jahsy? Apa saja keutamaannya sehingga Allah pun telah menyiapkan bidadari di surga baginya?
“Hal itu bisa kita simak bersama dalam Kajian Sirah Nabawiyah dan Sejarah Islam, Rabu, 9 Agustus 2017 di Masjid Alumni IPB Botani Square Bogor. Acara rutin yang dilaksanakan setiap Rabu ba'da Magrib ini sudah memasuki seri ke-74 dengan narasumber utama Ustaz Hepi Andi Bastoni. Pada kajian kali ini, Ustaz Hepi akan mengupas tentang Zaid bin Haritsah, pahlawan Perang Mu'tah,” kata Ketua DKM Masjid Alumni IPB Iman Hilman kepada Republika.co.id, Rabu (9/8).
Iman menyebutkan profil Ustaz Hepi Andi Bastoni. “Selain dosen, mantan wartawan Majalah Islam Sabili ini juga adalah penulis produktif. Buku 101 Shahabat Nabi yang secara berseri pernah dimuat di website Republika termasuk karya best seller, selain 56 judul buku karyanya yang lain,” papar Iman Hilman.