REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution menilai menjamurnya bisnis online bukan menjadi faktor pertumbuhan ekonomi di semester I tahun ini melambat. Meski demikian, konsumsi masyarakat diakuinya melemah tetapi bukan karena pengaruh perdagangan daring (e-commerce).
"Gini ya, mungkin itu ada, tapi saya nggak yakin banyak itu. Saya lebih yakin tahun ini, akhir Juni sudah mulai Lebaran sehingga orang nunggu mau pulang kampung. Sehingga dia nunda konsumsi," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (9/8).
Ia mengakui selama ini, pemerintah belum bisa mendeteksi potensi dan sirkulasi kegiatan ekonomi pada sektor perdagangan daring. Pemerintah, kata dia, masih mencoba mengembangkan gerbang pembayaran nasional atau national payment gateway untuk ekspansi bisnis di sektor e-commerce.
"National payment gatewaynya belum berkembang, jadi belum terlihat transaksi digital. MIsalnya, toko toko online itu, ini belum lah. Idealnya bisa sih, tapi ternyata belum. Itu national payment gateway itu biar dikembangkan sama Bank Indonesia," ujar Darmin.
Darmin menjelaskan faktor adanya pergeseran waktu Lebaran yang jatuh di bulan Juni membuat performa pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat menjadi tertunda. Jika dibandingkan pada tahun lalu saat Lebaran jatuh pada Juli maka pergerakan pertumbuhan ekonomi cenderung sama.
"Tahun lalu itu Lebaran Juli. Coba deh bandingin, mirip. Tapi kalau dibandingkan, Juni-Juni ya nggak cocok. Karena itu ada faktor Lebaran. Lebih besar itu potensinya," ujar Darmin