REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebutkan hingga kini 16 kabupaten di provinsi tersebut masih endemis tinggi malaria dan perlu penanganan secara baik.
"Kita ada sekitar 16 kabupaten yang endemisitas malaria masih tinggi, enam belas kabupaten itu masuk kategori merah artinya endemisitas malaria masih tinggi," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS, TB dan Malaria (ATM) Dinas Kesehatan Provinsi Papua Bery Wopari di Jayapura, Rabu (9/8).
Bery menyebutkan 16 kabupaten yang endemis malaria masih tinggi di antaranya Kabupaten Keerom, Sarmi, Mimika, Nabire, Waropen Kepulauan Yapen dan beberapa kabupaten di wilayah pegunungan Papua.
Bery berharap kabupaten yang endemis malaria masih tinggi itu terus mengintervensi malaria dan melakukan penanganan pasien penyakit malaria secara baik agar jumlah penderita menurun.
"Kalau Kabupaten Biak Numfor dan Supiori endemis malaria sudah rendah karena sudah intervensi malaria secara baik, tetapi akan diukur kembali," ujarnya.
Selanjutnya, beberapa kabupaten yang endemis malaria masuk kategori kuning artinya endemisitas malaria sudah rendah tetapi belum di bawah target sasaran. "Jadi memang masih harus ada intervensi malaria yakni selain pengendalian nyamuk, tata laksana pasien, tetapi juga program yang ada di masing-masing Dinkes kabupaten/kota di Papua itu juga harus berfungsi baik," katanya.
Dia menambahkan penanganan malaria di masing-masing kabupaten/kota di Papua akan dievaluasi kembali dan lihat sejauh mana perkembangan penanganannya. Meski demikian upaya penanganan malaria harus terus digalakkan.