Kamis 10 Aug 2017 15:09 WIB

Kiat Hidup Setahun tanpa Belanja di Supermarket

Rep: Amanda Hoh/ Red: Budi Raharjo
Oliver Brown
Foto: ABC News
Oliver Brown

REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY -- Bisakah Anda menghindari supermarket selama setahun dan menggantungkan bahan pangan dari alam? Inilah yang dilakukan Oliver Brown, warga Sydney, sejak Juli tahun lalu.

Oliver yang tinggal di kawasan Maroubra telah menggantungkan dirinya dengan mengkonsumsi makanan yang ia tanam di belakang rumahnya. Selama 365 hari ia mencari sendiri atau melakukan barter.

Berat badannya turun 15 kilogram dan sekarang lebih menghargai dari mana makanan berasal. "Saya tidak merasa melakukan ini karena keberlanjutan," kata Oliver kepada ABC Radio Sydney.

"Hanya ada sedikit yang terbuang, tapi sebenarnya ini dilakukan lebih karena dari mana makanan berasal, tahu posisi kita dalam sistem makanan," katanya. "Sampai batas tertentu, menguji kemampuan untuk melakukannya."

Satu-satunya yang tidak ia lakukan adalah membeli 10 bumbu-bumbu masak, yang dibelinya sebelum membuat tantangan, termasuk membeli minyak zaitun, minuman anggur, kopi, susu dan makanan pokok seperti gandum.

Bahan pangan lainnya, ia tanam sendiri, atau dari hasil memnacing dan berburu di lahan yang dikelola atau di kawasan hutan semak-semak. Dia mengembangbiakkan ayam di halaman belakangnya, serta memiliki sarang lebah.

"Saya menangkap siput laut dan bulu babi saat berenang di pantai," tuturnya. "Saya makan banyak daging, jadi saya pergi berburu dan menembak lima ekor kambing, cukup bagi saya untuk beberapa saat."

Tantangan 'melelahkan'

Satu-satunya waktu dimana Oliver tidak mengikuti peraturannya sendiri, yang ia sebut sebagai 'Ramadan Rule' adalah saat ia sedang sakit atau saat mengikuti konferensi kerja. Oliver adalah seorang konsultan arkeologi, yang mengelola warisan budaya Aborigin.

"Awal mulainya menyenangkan, tapi setelah enam bulan berlalu ... hal yang paling sulit adalah kelelahan," katanya. "Tidak ada pilihan. Jika ada sup kelinci dan ubi jalar hari ini, maka hanya itu yang ada"

"Tidak ada pilihan lain jika lapar untuk bisa beli sandwich."

Oliver mengatakan kesulitannya bertambah saat pasangan dan anaknya menambahk, misalnya keju, ke frittata yang ia buat dari telur dan sayuran dari halaman belakang. Sementara ia tidak bisa memakannya dengan tambahan keju.

Taman sayuran yang di miliki Oliver Brown. .

Foto: Koleksi Oliver Brown

 

 

 

 

 

 

 

 

Membuat makanan dari dasar

Oliver mengatakan banyak hal yang harus dikerjakan saat menggantungkan diri pada alam adalah. Ia menghabiskan dua sampai tiga jam di kebunnya untuk memanen, kemudian harus membuat makanan dari dasar, termasuk menumbuk gandum.

Namun, ia juga terlibat dalam semacam koperasi makanan dan menukar produknya dengan tetangga atau orang yang membudidayakan bahan pangan lain. Menurutnya ini merupakan aspek pengalaman yang paling menyenangkan.

Brown mengatakan dirinya terkejut mengetahui banyak orang yang menanam makanan mereka sendiri di sekitar pusat kota, dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. "Saya pikir sebuah kota berpenduduk lebih dari lima juta orang bisa lebih tahu dari mana makanan mereka berasal," katanya.

Meski bertahan setahun tanpa berbelanja ke supermarket, Oliver mengatakan dia tidak berencana melakukan tantangan ini selamanya. "Saya berburu beberapa kali, tapi saya tidak dapat membawa anak saya dan saya ingin melakukan lebih banyak berkemah bersamanya," katanya. "Jadi kalau dia ikut, saya perlu membeli makanan tambahan untuk kita."

Oliver mengatakan dirinya berencana untuk terus aktif dalam jaringan makanan lokal dengan barter atau bertukar bahan pangan dari halaman belakang rumahnya dengan orang lain.

Diterbitkan pada 10/08/207 pukul 12:35 AEST. Simak laporannya dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/gaya-hidup-nad-kesehatan/hidup-tanpa-belanja-ke-supermarket/8793472
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement