REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kurangnya pasokan air di musim kemarau mengancam pelaksanaan penanaman padi. Karena itu, sejumlah petani di Kabupaten Indramayu memilih untuk menanam palawija.
Seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Bangodua. Mereka memilih menanam kacang kedelai, kacang hijau, semangka maupun blewah.
"Di musim kemarau ini kami memang sengaja tak menanam padi karena stok air sepertinya tak memungkinkan," ujar Ketua Kelompok Tani Dewi Sri Kecamatan Bangodua, Ruwi, Kamis (10/8).
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bangodua, Tarminah, mengatakan, penyuluhan yang diberikan kepada para petani memang tak terbatas hanya mengenai padi semata. Namun, pembinaan juga menyangkut penanaman tanaman lain seperti palawija.
"Ini menjadi tugas kami untuk terus melakukan pembinaan," kata Tarminah.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan, para petani memang sebaiknya tak terus-terusan menanam padi. Dia mengatakan, pola penanaman yang baik berupa padi–padi–palawija atau padi–palawija–padi.
"Jadi ada selingannya, jangan padi–padi–padi," terang Sutatang.
Sutatang mengatakan, di musim kemarau ini, petani memang sebaiknya menanam palawija yang tidak membutuhkan banyak air. Dengan demikian, kemungkinan gagal panen akibat kekeringan bisa diminimalisasi.
Selain itu, lanjut Sutatang, penanaman palawija setelah padi juga bisa memutus siklus hama yang menyerang tanaman padi. Jika penanaman padi dilakukan tanpa ada jeda, maka siklus hama juga menjadi tidak terputus.
Seperti diketahui, areal tanaman padi pada musim gadu (kemarau) di berbagai daerah di Kabupaten Indramayu diserang hama, terutama wereng dan kerdil hampa (klowor). Akibatnya, produksi padi petani jadi menurun bahkan ada yang mengalami gagal panen hingga harus tanam ulang.
Sejak musim tanam rendeng pada awal 2016 hingga kini, para petani di Kabupaten Indramayu banyak yang memilih menanam padi sepanjang tahun. Hal itu menyusul ketersediaan air yang cukup sepanjang 2016 akibat musim kemarau basah.
"Hal inilah yang memicu banyaknya serangan hama," tandas Sutatang.