REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jet militer milik Angkatan Udara Rusia terbang melintasi sejumlah area di Ibu Kota Washington, Amerika Serikat (AS). Kegiatan ini merupakan bagian dari perjanjian Open Skies, yang dilakukan antara kedua negara.
Pesawat militer Rusia yang terbang di atas udara AS tidak memiliki persenjataan. Sesuai dengan perjanjian yang memungkinkan personil angkatan udara dari negara asing melakukan penerbangan di atas fasilitas militer AS, personel militer dari Negeri Paman Sam juga mengikuti penerbangan ini.
Menurut laporan CNN, beberapa anggota dari Badan Intelijen AS (CIA) juga berada dalam pesawat militer Rusia. Penerbangan akan dilakukan di sejumlah area, selain Washington, seperti di sekitar Trump National Golf Club di Arlington Virginia.
Kemudian, pesawat militer ini dijadwalkan untuk berkunjung ke Newminster, New Jersey. Di kota itu, Presiden AS Donald Trump dilaporkan tengah menikmati perjalanan liburan.
Perjanjian Open Skies pertama kali berlaku pada 2002. Menurut laporan dari Departemen Luar Negeri AS, negara adidaya itu telah menerbangkan dua kali lebih banyak pesawat militer ke wilayah udara Rusia.
"Nilai utama dari perjanjian ini adalah transparansi dan kepercayaan kedua negara. Ini bukanlah sebuah upaya untuk mengumpulkan intelijen bersama dan memungkinkan personil militer menghindari suatu hal secara kooperatif," ujar pernyataan dalam perjanjian Open Skies, dilansir The Independent, Kamis (10/8).
Meski demikian, ada beberapa hal yang membuat AS dan Rusia tidak dapat saling bekerja sama. Menurut perjanjian itu, informasi penting dan berharga hanya dapat diberikan AS kepada sekutu dan mitra negara itu yang tidak memiliki kemampuan pencitraan sama.
Rusia dan AS selama ini dikenal sebagai mantan musuh pada era Perang Dingin. Sejak saat itu, kedua negara tidak pernah memiliki hubungan kerja sama yang baik dan hangat, terlebih menjadi sekutu. Dalam hampir setiap konflik, masih-masih berada berlawanan.