REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Perjanjian Damai Zsitva torok dan Perang Persia pada 1603-1618, Sultan Ahmed I memutuskan membangun masjid besar di Istanbul untuk menghidupkan kembali energi Turki Utsmani. Kala itu, masjid ini menjadi masjid kerajaan pertama setelah 40 tahun. Sebuah masjid yang kemudian menyandang nama sang sultan, Masjid Sultan Ahmed.
Bila banyak pemimpin negara Islam membangun masjid dari hasil rampasan perang, Sultan Ahmed harus merogoh kantong uang negara untuk membangun masjid ini karena belum ada perang yang dimenangi dengan gemilang. Tindakannya itu menyulut kemarahan para ulama.