REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Ma'ruf Amin menanggapi pembangunan patung Guan Yu Chang yang bergelar Kwan Seeng Tee Koen di dalam Kelenteng Tuban, Jawa Timur. Pasalnya, patung tersebut tengah menjadi kontroversial di kalangan masyarakat.
Kiai Ma'ruf meminta kepada semua pihak untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara damai. Ia juga meminta pemerintah untuk memberikan solusi yabg tepat. "Minta diselesaikan saja dengan secara damai, jangan ada kekerasan, pemerintah daerah memberikan solusi yang tepat dan damai, jangan sampai ada gerakan," ujarnya usai menghadiri grand launching Hari Santri 2017 di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (10/8) malam.
Rais Aam PBNU ini mengimbau agar umat beragama yang memprotes pembangunan tersebut tidak melakukan tindakan yang berbau anarkis. Apapun yang terjadi, menurut dia, harus ada kesepakatan bersama.
"Umat dalam melakukan protes jangan menimbulkan anarkis. Baik tindakan atau apa. Pokoknya harus ada kesepakatan bersama. Negara ada solusi bersama," kata Kiai Ma'ruf.
Seperti diketahui, sebelumnya pembangunan patung tersebut mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Bahkan, juga ditentang oleh umat Khonghucu yang tergabung dalam Generasi Muda Khonghucu Indonesia. "Tuduhan yang beredar bahwa itu diprakarsai oleh umat Khonghucu adalah kekeliruan dan fitnah besar bagi penganut Khonghucu," ucap Ketua Presidium Generasi Muda Khonghucu Indonesia, Kris Tan dalam keterangan tertulisnya, Ahad (6/8) lalu.