REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan kawasan Asia Tenggara (ASEAN) cukup berhasil dalam mengatasi persoalan ekonomi dan politik. Perekonomian dan perpolitikan yang stabil di masing-masing negara dinilai memperlihatkan bahwa ASEAN berhasil menjaga kedamaian di dalam negeri maupun sektor regional Asia.
Menurut Jokowi, tantangan baru yang dihadapi negara anggota ASEAN adalah permasalahan terorisme dan kejahatan lintas batas. Dua persoalan ini akan semakin membesar jika tidak ditangani dari sekarang.
"Ancaman terorisme merupakan ancaman yang nyata, serangan terorisme di Marawi (Filipina) menjadi wake up call bagi kita yang perlu direspons dengan segera," kata Jokowi dalam perayaan ulang tahun ke-50 ASEAN, Jumat (11/8).
Untuk mengantisipasi persoalan ini, Jokowi meminta semua negara di ASEAN bersatu menggalang kerja sama memperkuat sinergi untuk memerangi terorisme. Dalam menghadapi terorisme, Indonesia telah menggagas kerjasama trilateral bersama Filipina dan Malaysia guna membahas perkuatan pemberantasan terorisme. Selain itu, Indonesia juga kembali menggagas pertemuan sub-regional bersama dengan Australia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. "Saya yakin dengan kerja sama yang lebih erat, lebih kuat, kita bisa bersama-sama mampu melawan ancaman terorisme," ujarnya.
Selain terorisme, kejahatan lintas batas juga dinilai semakin marak terjadi di negara ASEAN, misalnya, perdagangan obat-obatan terlarang. Semua anggota ASEAN, kata Jokowi, harus menyatakan perang atas perdagangan narkoba. Setiap negara dinilainya tidak boleh membiarkan para pemuda kehilangan masa depan karena dirusak obat-obat terlarang ini.
Jokowi menyebut, setiap anggota ASEAN wajib menjaga perpolitikan di masing-masing negara dan memberikan dukungan politik bagi negara lain. Pasalnya ASEAN yang akan menjadi salah satu titik perekonomian dunia bakal menghadapi rivalitas negara-negara besar yang saling berebut pengaruh di sekitar ASEAN maupun di level global.
Di tegah rivalitas kepentingan negara-negara besar itu, negara di ASEAN diharapkan mampu menjaga kesatuan dan sentralitasnya. Jokowi menyebut, persatuan ASEAN bisa menjadi kesatuan dalam mewujudkan cita-cita bersama. "Hanya dengan bersatu ASEAN akan bisa menentukan masa depannya sendiri, tanpa harus didikte oleh kepentingan negara-negara besar," kata Jokowi.
Di bidang ekonomi, menurut dia, ASEAN harus semakin relevan semakin bermanfaat dalam menjawab berbagai tantangan bersama di tengah melemahnya laju erekonomian global. Integrasi ekonomi ASEAN juga harus mampu membangun membawa manfaat bagi masyarakat ASEAN. Manfaat ini pun harus bisa dirasakan seluruh elemen masyarakat hingga ke tingkat kecil seperti pelaku usaha kecil dan menengah, petani, nelayan, dan sektor informal. Kinerja ASEAN, kata dia, juga harus mendatangkan manfaat bagi perempuan dan anak-anak muda.
Jokowi mengatakan apabila hasil pembangunan ASEAN tidak dapat dirasakan manfaatnya bagi rakyat, maka mereka akan bertanya manfaat keberadaan asosiasi ini. "Apa yang terjadi dengan brexit (British exit) perlu menjadi pembelajaran bersama. Untuk itu menjadi tugas kita bersama para penerus ASEAN Untuk tetap menjaga agar ASEAN bermanfaat bagi rakyatnya," ujarnya.