REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak 38 menara seluler atau Base Transceiver Stasion (BTS) bakal dibangun di daerah-daerah tertinggal di Sumatra Barat hingga akhir tahun 2017 ini. Langkah ini dilakukan setelah pemerintah provinsi Sumatra Barat mendesak Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) untuk segera merealisasikan akses komunikasi ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Sumbar.
Kepala Dinas Kominfo Sumbar Yeflin Luandri mengungkapkan, seluruh 38 BTS akan dibangun tersebar di tiga kabupaten yang masih masuk kategori tertinggal yakni Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, dan Solok Selatan. Rinciannya, 22 unit menara seluler akan dibangun di Kepulauan Mentawai, sembilan unit menara di Pasaman Barat, dan tujuh unit sisanya di Solok Selatan.
Yeflin menilai sebetulnya jumlah itu belum memadai lantaran bila seluruhnya terealisasi, masih ada beberapa daerah yang belum juga terakses jaringan komunikasi. Solusinya, pemerintah provinsi akan segera mengajukan usulan kembali terkait pembangunan menara seluler pada 2018 mendatang. Pihak BP3TI juga sempat menawarkan pemasangan BTS tambahan karena target Kementerian Kominfo untuk pembangunan 5 ribu BTS secara nasional belum terpenuhi di tahun 2017. "Ada kesempatan lagi untuk pemasangan tower di daerah 3T, serta daerah lain di Sumbar yang masih blank spot. Minggu depan kami akan data lagi kebutuhannya," kata Yeflin.
Pemprov Sumatra Barat menargetkan untuk merampungkan data usulan pembangunan menara seluler pada akhir Agustus 2017 ini agar bisa segera diserahkan ke Jakarta.
Kepala Dinas Kominfo Kepulauan Mentawai Jhoni Anwar membenarkan adanya rencana pemerintah kabupaten untuk menambah pengajuan pembangunan BTS di tahun depan. Setelah dilakukan kajian, maka akan ada 16 BTS tambahan yang diharapkan bisa segera dibangun tahun 2018 mendatang. "Kebutuhan di Mentawai memang banyak, karena daerah kita kepulauan. Di wilayah ujung pulau atau wilayah pesisir barat masih banyak yang blank spot," katanya.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menambahkan, setelah jaringan komunikasi, pihaknya juga akan mengupayakan akses elektrifikasi dengan area cakupan yang lebih luas di Kepulauan Mentawai. Penambahan menara seluler dan perluasan jaringan listrik ini merupakan upaya untuk membawa Sumatra Barat sepenuhnya terlepas dari belenggu daerah tertinggal.