Jumat 11 Aug 2017 17:45 WIB

Sikap Demokrat di Pilgub Jabar? Ini Jawaban Dede Yusuf

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf.
Foto: dpr
Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Partai Demokrat masih belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai mana dalam menghadapi pemilihan gubernur Jawa Barat 2018 mendatang. Saat ini, partai yang diketuai oleh mantan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini masih menunggu gerakan dari masing-masing partai yang berkoalisi.

Sebelumnya, diketahui PDIP dan Partai Golkar berkoalisi mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat di pilgub. Sementara itu menyusul Partai Nasdem, Hanura, PPP dan PKB yang berkoalisi untuk memenangkan pilgub Jawa Barat mendatang.

Politikus Partai Demokrat, Dede Yusuf menanggapi koalisi yang dilakukan oleh partai-partai tersebut. Katanya, presidential threeshold sebesar 20 persen (partai) sudah jelas menjadi dua kubu yaitu pemerintah dan oposisi.

"Yang tadi disebutkan, itu sudah jelas kubu pemerintah. Tinggal kubu oposisi siapa saja. Kami masih menunggu karena gerakan kubu oposisi seperti apa, ujung-ujungnya kontestasi ini adalah Pilpres," kata Dede Yusuf di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (11/8).

Menurutnya, pemilihan kepala daerah yang ada semua berkepentingan yang mengarah kepada calon presiden. Seperti di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah yang memiliki banyak pemilih. Sehingga pemilihan kepala daerah adalah perebutan Pilpres.

Dede menambahkan, baik dari koalisi pemerintah atau pun oposisi memiliki strategi tersendiri untuk memenangkan pilgub Jabar. Terkait kemungkinan Partai Demokrat berkoalisi dengan Partai Gerindra dan PKS, dirinya menyebut hal itu sangat dimungkinkan.

Ia menambahkan, seputar dirinya apakah akan maju di pilgub Jawa Barat atau tidak. Politikus yang pernah berkecimpung di dunia film ini mengatakan akan menentukan sikap pada September mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement