REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Duta Baca Perpustakaan Nasional Najwa Shihab mengatakan minat membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Ia mengatakan, berdasarkan survei yang berasal dari studi "Most Littered Nation in the World 2016" disebutkan Indonesia berada di peringkat ke-60.
"Berdasarkan hasil survei, menyatakan bahwa saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangtlah rendah. Sebab minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara," katanya saat bertemu dengan sejumlah wartawan di Kupang, Jumat malam.
Kedatangan Najwa Shihab ke Kupang dalam rangka menggelar Temu Literasi di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diinisiasi Lembaga Garda Lamaholot bekerjasama dengan Direktorat Kesenian Kementerian Pendidikan.
Temu literasi itu bertemakan "Literasi Untuk Kebhinnekaan" dengan menghadirkan Gubernur NTT Frans Lebu Raya sebagai bintang tamu berlangsung pada Jumat malam.
"Kalau dilihat angka-angka dan data-data lain sering kali memang fakta angka di atas kertas kemampuan membaca anak-anak Indonesia bahkan dibandingkan dengan negara lain seperti Asean pun masih sangat jauh," tuturnya.
Ia membandingkan masyarakat Eropa atau Amerika khususnya anak-anak dalam setahun bisa membaca buku hingga 25-27 persen buku. Kemudian juga di Jepang bisa mencapai 15-18 persen buku per tahun.
"Sementara di Indonesia jumlahnya hanya mencapai 0,01 persen per tahun," ujar presenter kawakan Mata Najwa tersebut.
Karena itu, dia berharap dengan banyaknya pengiat literasi baca di NTT ke depannya NTT menjadi "pilot project" untuk literasi membaca dalam rangka meningkatkan peringkat membaca Indonesia di dunia. Najwa usai mengelar kegiatan di Kupang, pada Sabtu (12/8) diagendakan ke Lembata untuk mengajak masyarakat di Kabupaten Lembata agar gemar membaca.