REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kapolres Sukabumi, AKBP Syahdudi, meminta agar jangan terlalu melebih-lebihkan penyebab meninggalnya salah seorang anak di Sukabumi, Jawa Barat. Anak tersebut, dikatakan Syahdudi, tidak terlibat perkelahian melainkan hanya pertengkaran anak kecil biasa.
"Tolong diluruskan ya ini bukan perkelahian, lebih ke pertengkaran. Karena kalau perkelahian itu sampai pukul-pukulan, sementara dalam kasus ini, mereka tidak sampai seperti itu," papar dia saat dihubungi Republika.co.id via telepon, Jumat (11/8) sore.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, korban tewas adalah SR (8 tahun), pelajar yang duduk di Kelas 2 SD Negeri Lengkoweng, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Korban diduga berkelahi dengan temannya pada Selasa pagi ketika salah seorang guru melihat salah seorang anak menangis.
Setelah ditanya, anak tersebut mengaku telah berkelahi dengan korban SR dan anak tersebut justru langsung melaporkan ke guru, ketika korban pingsan. Setelah dicek, akhirnya SR diberikan pertolongan oleh guru.
Sementara, Kepala Sekolah Dasar (SD) Longkewang, membantah adanya informasi muridnya tewas setelah berkelahi. Pasalnya, sekolah mendapatkan keterangan hasil autopsi tidak ditemukan luka lebam. Syahdudi mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan dan menunggu hasil otopsi.
"Petunjuk awal sudah ada, tapi baru bisa kita umumkan hasilnya minggu depan. Indikasi mengarah ke kelainan pada korban juga ada. Tapi untuk lebih pastinya menunggu psikopatologi-nya itu," ujar dia.
Kapolres Sukabumi itu, membantah adanya kebrutalan hingga memasukkan benda ke telinga, atau sampai dipukul dan dinjak. Keduanya, dijelaskan Syahdudi, sedang ngobrol seperti biasa, lalu becanda, dan secara spontan melemparkan benda ke SR.
"Ya namanya anak-anak SD lagi becanda ya bagaimana sih, ya seperti itu. Tidak sampai separah itu kok, itu bohong semua. Logikanya, kenapa hanya dilempar dengan benda yang tidak berbahaya tapi bisa meninggal. Jadi indikasinya ke arah sana," jelas Syahdudi dengan tegas.