REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Fiji bertukar informasi mengenai banyak hal terkait bencana alam, termasuk cara penanganan krisis ketika terjadi bencana.
"Kerja sama dua negara tentu untuk meminimalisir implikasi dari bencana," kata Menteri Pembangunan Pertanian, Pedesaan, Maritim dan Penanggulangan Bencana Nasional Fiji, Inia Seruiratu di Jakarta, Jumat (11/8).
Dia mengatakan Fiji memang tergolong negara kecil tetapi memiliki tipikal tertentu terkait dengan bencana alam. Indonesia di lain pihak juga memiliki karakter khusus dalam bencana alamnya.
Atas dasar itu, kerja sama dua negara memiliki nilai strategis untuk pertukaran informasi mengenai bencana alam dan penanggulangannya. "Kami negara yang terbilang kecil. Penting untuk berbagi kapabilitas terutama dalam hal kebencanaan," kata dia.
Menurut dia, kerja sama dua negara juga memperkuat kemitraan dan hubungan persahabatan Indonesia-Fiji. Kemitraan dengan banyak negara, termasuk bersama Indonesia, sangat penting sebagai bagian dari menjaga hubungan internasional.
Dua negara, kata dia, memiliki kepedulian yang sama terkait banyak hal utamanya dalam kebijakan pemerintahan terhadap perubahan iklim dan penggunaan teknologi tepat guna untuk keperluan penanganan bencana. Menyoal teknologi, kata dia, hal itu sangat penting karena dapat memudahkan dalam antisipasi dan penanggulangan bencana. Dua negara sama-sama belajar satu sama lain terkait teknologi di bidang kebencanaan.
Sebelumnya, BNPB dan Fiji menandatangani nota kesepahaman penanggulangan bencana yang dilaksanakan di Suva, Fiji, tahun 2016. Kegiatan pada Jumat merupakan bagian dari tindak lanjut nota kesepahaman Plan of Action (PoA) dalam penanggulangan bencana antara Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kementerian Pembangunan Pedesaan dan Maritim dan Penanggulangan Bencana Fiji.