REPUBLIKA.CO.ID, ALEXANDRIA -- Dua kereta api bertabrakan di kota pesisir Mesir, Alexandria, pada Jumat (11/8). Peristiwa itu menewaskan 36 orang serta melukai lebih dari 100 orang, menurut juru bicara kementerian kesehatan.
"Kecelakaan yang terjadi pada pukul 02.15 waktu setempat, di dekat stasiun Khorshid di pinggiran kota pada rute menuju Kairo, menggelincirkan mesin pada satu kereta dan dua gerbong kereta lainnya," kata Otoritas Perkeretaapian Mesir.
Sumber keamanan setempat mengatakan, kesalahan pengalihan jalur kereta api adalah penyebab benturan yang paling mungkin terjadi. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Surat kabar pemerintah Al-Ahram mengatakan 36 jenazah telah tiba di rumah sakit di provinsi Alexandria. Jaksa penuntut umum Nabil Sadek memerintahkan penyelidikan segera dilakukan. Seorang petugas medis mengatakan kepada saluran televisi pemerintah bahwa beberapa orang yang terluka masih terjebak di kereta api.
Rekaman di televisi pemerintah memperlihatkan puluhan orang berkerumun di sekitar gerbong-gerbong kereta yang rusak, dengan mayat-mayat bertebaran di tanah. "Kereta yang saya tumpangi melaju sangat cepat," kata penumpang Moumen Youssef. "Saya menemukan diri saya berada di lantai. Ketika kami keluar, kami menemukan empat gerbong kereta hancur dan banyak orang tergeletak di tanah."
Peristiwa ini mengigatkan kejadian kecelakaan pada 2012. Saat itu, 50 orang yang sebagian besar anak-anak, tewas saat kereta menabrak bus sekolah di wilayah selatan Kairo, yang selanjutnya mengobarkan kemarahan publik pada pihak berwenang mengenai jaringan transportasi Mesir yang kuno.