REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara yang tergabung dalam organisasi Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) mengadakan seminar tentang pentingnya pemenuhan nutrisi anak sejak sejak dini. SEAMEO RECFON digelar melihat banyaknya kasus kesehatan yang ditimbulkan karena permasalahan kurang gizi.
Padahal, gizi optimal sangat dibutuhkan sepanjang fase hidup, di antaranya untuk pertumbuhan dan perkembangan, fungsi reproduksi, masa kehamilan dan menyusui, penyembuhan dari penyakit, aktifitas fisik, fungsi kognitif, produktifitas hingga pencegahan penyakit degeneratif. Kecukupan gizi di seribu hari pertama kehidupan juga berdampak besar pada kesehatan ibu dan anak. Pemenuhan gizi yang tidak optimal juga dialami oleh anak usia sekolah.
Fenomena masalah gizi di atas teramati melalui berbagai penelitian yang dilakukan oleh SEAMEO RECFON sebagai pusat kajian pangan dan gizi regional pada periode tiga tahun terakhir. Hasil-hasil penelitian terkait dengan gizi anak sekolah, gizi ibu dan anak, serta transisi gizi dipresentasikan pada ajang diseminasi hasil riset yang berskala regional pada tanggal 9 Agustus 2017.
Sebanyak 75 studi yang masuk dalam lima kelompok studi seperti Keamanan Pangan, Nutrigenomics dan Nutrigenetics, Gizi dan Penyakit, Kebijakan dan Program Gizi, serta Praktik Baik dalam Pengukuran Status Gizi telah dilakukan selama periode tahun 2014-2016. Selain para peneliti dari SEAMEO RECFON, beberapa pakar pendidikan gizi di Asia Tenggara hadir untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman. Seperti Rani Samugram (Singapore Health Promotion Board), Corazon Barba (UPLB-Filipina), dan Siti Rohaiza (Universiti Brunei Darussalam).
Seminar ini dihadiri oleh akademisi, peneliti, kalangan pemerintah dari berbagai kementerian terkait, LSM, sektor swasta. Juga alumni dan media, serta para pakar dari Australia, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
“Seminar Diseminasi ini merupakan upaya kelima yang telah dilakukan SEAMEO RECFON sejak 2003. Seminar kali ini menitikberatkan kontribusi SEAMEO RECFON dalam penelitian seputar gizi pada anak sekolah, sesuai dengan fokus studi yang disebut Nutrition Goes to School atau Gizi untuk Prestasi,” ujar Direktur SEAMEO RECFON Muchtaruddin Mansyur dalam pidato pembukaan seminar.
Kepala Bagian Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Veronica Enda Wulandari menyampaikan dalam pidatonya bahwa gizi kesehatan dan pendidikan merupakan modal dasar bagi perkembangan anak yang berdampak pada performa akademis dan produktivitas. “Karenanya dari perspektif Kemendikbud RI, seminar ini merupakan langkah penting dalam penyebaran dan pertukaran informasi dan pengalaman di bidang gizi dan pendidikan,” kata Veronica.
Sementara itu, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali menilai investasi pendidikan gizi dan kesehatan sejak dini di sekolah melalui PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) memegang peranan penting dalam pembentukan kebiasaan hidup bersih sehat dan bergizi bagi anak-anak Indonesia. “Anak kurang gizi berkontribusi pada rendahnya daya saing sumberdaya manusia Indonesia serta menambah kompleksitas bonus demografi di masa mendatang,” kata Pungkas.
Seminar ini terdiri atas dua sesi pleno. Pleno pertama bertema Pendekatan Komprehensif untuk Peningkatan Gizi melalui Sekolah, dan kedua Bukti Terkini di Asia Tenggara tentang Lingkungan Pangan (Food Environment) di Sekolah.
Di antara kedua sesi pleno ini dilaksanakan tiga sesi paralel yang bertema Gizi Anak Sekolah, Gizi Ibu dan Anak, dan Transisi Gizi pada Masyarakat Perkotaan. Selain itu, pada seminar ini juga disampaikan hasil lokakarya yang telah dilakukan pada 8 Agustus 2017 tentang harmonisasi pembuatan katalog riset online di Asia Tenggara, dan pembentukan kelompok kerja promosi gizi berbasis sekolah di Asia Tenggara.