REPUBLIKA.CO.ID, HAGATNA — Ancaman dari Korea Utara untuk menyerang wilayah Amerika Serikat di Guam membuat sebagian orang bertanya kepada Google, “Apa itu Guam”. Tapi, bagaimana rasanya bagi orang-orang yang benar-benar tinggal di pulau kecil itu di tengah ancaman nuklir?
Gubernur Guam Eddie Calvo mengatakan kepada orang-orang bahwa tidak ada ancaman. "Saya ingin meyakinkan orang-orang Guam bahwa saat ini tidak ada ancaman bagi pulau kami," Calvo dilansir dari Sandiago Union Tribune, Ahad (13/8).
Guam, bagian dari Kepulauan Mariana, berjarak 2.100 mil dari Semenanjung Korea dan merupakan tempat Pangkalan Angkatan Udara Andersen dan Pangkalan Angkatan Laut Guam. Namun, pulau itu lebih dari sekadar pos terdepan militer.
Ada ratusan ribu orang yang tinggal di sana. “Saya juga ingin mengingatkan bahwa Guam adalah tanah Amerika dan kami memiliki 200 ribu orang Amerika di Guam dan Marianas," Calvo memberi tekanan pada pernyataan. "Kami bukan hanya instalasi militer."
Jika Calvo yakin tidak ada ancaman untuk Guam maka tidak demikian dengan penduduk setempat yang mengeluarkan reaksi beragam. “Saya sedikit khawatir, sedikit panik. Apakah ini benar-benar akan terjadi?” kata warga Guam, Cecil Chugrad, kepada Associated Press.
Chugrad mengatakan dia memiliki kekhawatiran bukan terkait hidupnya. Namun, dia merasa khawatir dengan anak laki-lakinya. “Saya merasa seperti ingin pindah (dari Guam) sekarang,” ujar dia.
Aaron Burger kepada CNN mengatakan warga Guam sudah kerap mendengar adanya ancaman terhadap wilayah yang masuk dalam teritori Amerika Serikat tersebut. Karena itu, Burger memilih tidak peduli dengan ancaman Pemerintah Korea Utara sekarang ini. “Kami telah membicarakan hal ini lebih dari dua tahun,” kata dia.
Gene Park, yang berasal dari Guam, juga mengatakan ancaman dari Korea Utara, atau dari negara lain, bukan hal yang baru. “Guam adalah negara Chamorros, penduduk asli yang budayanya telah dilanda banjir dan hilang hampir 400 tahun penjajahan, dari Spanyol ke Amerika Serikat sampai Jepang dan kembali ke Amerika Serikat," tulis Park kepada Washington Post.
Ancaman oleh Korea Utara terhadap Guam meningkat sejak 2013. Setidaknya 160 ribu orang yang tinggal di sana, termasuk sekitar tujuh ribu tentara, pernah mendengar ancaman serupa.
Meskipun pesan gubernur dan sejumlah warga menyatakan agar tetap tenang, surat kabar Pacific Daily News menyajikan berita utama dengan judul yang membuat khawatir bahwa hanya dibutuhkan waktu 14 menit bagi rudal balistik melakukan perjalanan dari Korea Utara ke Guam.
Pada Jumat (11/8), petugas keamanan mulai membagikan pamflet dua halaman dengan saran bagaimana mempersiapkan dan bereaksi terhadap serangan. Berikut adalah beberapa contoh dari apa yang tertulis:
- Jika sebuah peringatan serangan dikeluarkan maka berlindunglah secepat mungkin di bawah struktur beton atau di bawah tanah kalau memungkinkan dan tetap di sana sampai diinstruksikan untuk melakukan yang lain.
- Tetaplah di tempat Anda berada, bahkan jika Anda terpisah dari keluarga Anda. Di dalam adalah tempat teraman bagi semua orang di daerah yang terkena dampak. Itu bisa menyelamatkan hidup Anda.
- Jangan melihat lampu kilat atau bola api. Itu bisa membuatmu buta.
- Jika Anda berada di luar selama atau setelah ledakan, bersihkan sesegera mungkin untuk menghilangkan bahan radioaktif yang mungkin telah beres pada tubuh Anda.