Ahad 13 Aug 2017 02:40 WIB

Sebelas Orang Tewas Setelah Pengumuman Pemilu di Kenya

Polisi melakukan patroli di Nairobi, Kenya.
Foto: EPA/Kabir Dhanji
Polisi melakukan patroli di Nairobi, Kenya.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI — KepolisIan Kenya telah menewaskan 11 orang dalam menangani aksi unjuk rasa di tengah kemarahan yang muncul setelah Uhuru Kenyatta terpilih lagi sebagai presiden. Aksi-aksi protes bermunculan di kota barat Kisumu serta daerah-daerah kumuh yang mengelilingi ibu kota negara, kata sejumlah pejabat dan saksi mata, Sabtu (12/8) waktu setempat.

“Jasad sembilan pemuda yang tertembak Jumat (11/8) malam di daerah kumuh Mathare di Nairobi dibawa ke kamar jenazah di kota itu,” kata seorang pejabat, yang mengatakan bahwa para pemuda itu terbunuh saat kepolisian melancarkan operasi antipenjarahan. 

Dalam kejadian terpisah, seorang saksi mata mengatakan, seorang remaja putri di Mathare tewas oleh polisi yang melancarkan tembakan secara sporadis. 

Warga daerah kumuh itu setia kepada pemimpin oposisi berusia 72 tahun, Raila Odinga. Partai Odinga menolak hasil pemilihan umum Selasa (8/8), yang mereka anggap sebagai "sandiwara".

Seorang wartawan Reuters di Kisumu mengatakan gas air mata dan peluru tajam digunakan saat petugas menghalau protes. Kisumu merupakan pusat kekerasan etnis pascapemilihan satu dekade lalu, yang menyebabkan 1.200 orang di berbagai pelosok negeri tewas. Seorang pejabat pemerintah mengatakan satu orang tewas di wilayah itu.

Kerusuhan muncul beberapa saat setelah komisi pemilihan Kenya mengumumkan pada Kamis malam bahwa Kenyatta, 55 tahun, terpilih sebagai presiden untuk periode kedua kendati pihak oposisi menuding bahwa ada kecurangan dalam penghitungan suara.

Menteri Dalam Negeri Fred Matiang'i mengatakan kerusuhan sudah diatasi. Ia menuding kerusuhan itu lebih mengandung "unsur-unsur kejahatan" dibandingkan sebagai unjuk rasa politik yang legal. 

Koalisi NASA pendukung Odinga tidak memberikan bukti atas hasil pemungutan suara yang mereka tolak itu. Kelompok pemantau utama Kenyata, ELOG, mengatakan Sabtu bahwa penghitungan suara sudah sesuai dengan hasil resmi.

Selain ada korban tewas, sejumlah petugas di rumah sakit utama di Kisumu mengatakan mereka merawat 26 orang sejak Jumat malam, termasuk empat orang yang mengalami luka tembak serta beberapa lainnya karena dipukuli polisi.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement