Jumat 11 Aug 2017 23:23 WIB

UKP-PIP Launching Program Penguatan Pendidikan Pancasila

Pancasila
Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak zaman Reformasi hingga kini, Pancasila nyaris sepi dari perbincangan. Baik perbincangan dalam diskursus keilmuan, maupun perbincangan praksis tentang pengejawantahan nilai-nilai Pancasila menjadi bagian dari moralitas keseharian. Selama belasan tahun Pancasila kurang mendapat perhatian serius di sekolah.

Bahkan ada kegamangan di kalangan penyelenggara negara untuk menyuarakan dan mengartikulasikan Pancasila di ruang publik. Pasokan moral yang mendominasi wacana publik termasuk peserta didik hanya diisi oleh moralitas partikular yang bersumber dari eksklusivitas. Mereka kurang terbudayakan dalam moral publik.

Penguatan kembali ideologi Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui keyakinan, alam pikiran (pengetahuan), dan praktik hidup (pengamalan) perlu mendapat perhatian bersama. Begitu disampaikan oleh Kepala Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Yudi Latif.

“Segenap pemangku kepentingan perlu bekerjasama “menghidupkan dan menggelorakan kembali” Pancasila sebagai laku hidup anak-anak bangsa,” ujar Yudi di Jakarta dalam rilisnya, Jumat (11/8).

Yudi menerangkan, Pancasila perlu menjadi gerak nadi kaum muda Indonesia, tulang sungsum bangsa, sehingga generasi muda dapat mengaktualisasikan Pancasila sebagai inspirasi dan daya dorong berprestasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Atas dasar itu, UKP-Pancasila mendukung Kemenristek-DIKTI untuk menyelenggarakan Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila, pada hari Jumat-Sabtu (11-12 Agustus 2017) di Istana Bogor. Kegiatan ini diikuti 530 mahasiswa dan 110 dosen dari seluruh Indonesia.

Dalam kegiatan ini digunakan pendekatan interaktif dan partisipatif, dan akan diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia. Sebelumnya, di pagi hari, para peserta yang merupakan perwakilan dari Aceh-Papua berkesempatan berkeliling Istana Bogor dan senam pagi bersama Presiden Jokowi.

Kegiatan ini kemudian akan diisi kelas-kelas diskusi mengenai pengamalan sila per sila Pancasila dan nonton bareng film “Pantja Sila: Cita-Cita dan Realita” yang akan dipandu langsung oleh Ketua UKP-PIP Yudi Latif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement