Pendukung partai oposisi membawa batua dalam unjukrasa memprotes hasil pemilu presiden di Nairobi, Kenya, Sabtu (12/8). (FOTO : Ben Curtis/EPA)
Pendukung partai oposisi membawa poster tokoh oposisi Kenya Raila Odinga dalam unjukrasa memprotes hasil pemilu Kenya di Nairobi, Kenya, Sabtu (12/8). (FOTO : Daniel Irungu/EPA)
Pendukung partai oposisi membawa poster tokoh oposisi Kenya Raila Odinga dalam unjukrasa memprotes terbunuhnya seorang gadis berumur 8 tahun akibat tembakan polisi Kenya di Nairobi, Kenya, Sabtu (12/8). (FOTO : Daniel Irungu/EPA)
Pendukung partai oposisi membawa poster tokoh oposisi Kenya Raila Odinga dalam unjukrasa memprotes hasil pemilu presiden di Nairobi, Kenya, Sabtu (12/8). (FOTO : Goran Tomasevic/Reuters)
Seorang wanita menangis di belakang barisan polisi Kenya dalam bentrokan yang terjadi pasca pengumuman hasil pemilu di Nairobi, Kenya, Sabtu (12/8). (FOTO : Daniel Irungu/EPA)
Polisi anti huru-hara berpatroli saat membuka jalan yang diblokir massa pengunjukrasa yang memprotes hasil pemilu Kenya di Nairobi, Kenya, Sabtu (12/8). (FOTO : Daniel Irungu/EPA)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI — KepolisIan Kenya telah menewaskan 11 orang dalam menangani aksi unjuk rasa di tengah kemarahan yang muncul setelah Uhuru Kenyatta terpilih lagi sebagai presiden. Aksi-aksi protes bermunculan di kota barat Kisumu serta daerah-daerah kumuh yang mengelilingi ibu kota negara, kata sejumlah pejabat dan saksi mata, Sabtu (12/8) waktu setempat.
Seorang wartawan Reuters di Kisumu mengatakan gas air mata dan peluru tajam digunakan saat petugas menghalau protes. Kisumu merupakan pusat kekerasan etnis pascapemilihan satu dekade lalu, yang menyebabkan 1.200 orang di berbagai pelosok negeri tewas. Seorang pejabat pemerintah mengatakan satu orang tewas di wilayah itu.
Kerusuhan muncul beberapa saat setelah komisi pemilihan Kenya mengumumkan pada Kamis malam bahwa Kenyatta, 55 tahun, terpilih sebagai presiden untuk periode kedua kendati pihak oposisi menuding bahwa ada kecurangan dalam penghitungan suara.
sumber : EPA, AP, REUTERS
Advertisement