REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Network For South East Asian Studies (NSEAS) Muchtar Effendi Harahap meragukan terjadinya aksi bela Islam jilid ke-2 bila kasus Viktor Laiskodat tidak diproses kepolisian. Jika ingin ada aksi itu, Habib Rizieq Shihab harus kembali ke Indonesia terlebih dahulu.
"Menurut pemikiran saya, kecil kemungkinan hal itu (aksi bela Islam jilid ke-2 bila kasus Viktor tak diproses polisi) akan ada," ujar Muchtar ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (13/8) siang.
Muchtar menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan kecilnya kemungkinan hal itu akan terjadi. Pertama, isu Viktor tidak terkait dengan pertarungan perebutan kekuasaan negara. Menurut dia, kasus bela Islam yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu didasari karena telah terkondisi perilaku Ahok yang merugikan kepentingan umat Islam saat menjadi Gubernur.
"Sudah muncul kekuatan rakyat anti-Ahok, baik kelompok Islam politik maupun non-Islam politik yang tergolong kelas menengah ke atas. Sekalipun dikecam publik, Ahok tetap sesumbar di publik. Beda dengan Viktor yang setelah pidato cenderung 'cooling down'," jelas Muchtar.
Selain itu, menurut Muchtar, sebab lainnya karena protes dan resistensi pimpinan umat Islam politik tidak sekuat dan meluas seperti terhadap Ahok. Itu juga terbantu dengan keberadaan Habib Rizieq Shihab yang sedang berada di luar negeri. "Dia tidak memimpin langsung massa Islam untuk melakukan aksi menuntut Polri untuk menangkap dan penjarakan Viktor," lanjut dia.
Terakhir, menurutnya, kalangan aktivis politik masyarakat madani saat ini sedang fokus ke isu besar lain. Isu-isu seputar Undang-undang (UU) Pemilu, Peraturan Pemerintah Penggantu Undang-undang (Perppu) Organisasi Masyarakat (Ormas), dan ekonomi rakyat yang melemah.
"Jadi, jika ingin ada aksi bela Islam, Habib Rizieq Shihab harus bekerja langsung untuk memimpin, membangun opini publik, dan menggerakan aksi demo. Dia punya kemampuan mengorganisir massa dan sekaligus punya massa pendukung dan pengikut setia yang siap berkorban untuk beliau," jelas Muchtar.
Sebelumnya, Habib Rizieq Shihab muncul menyikapi polemik pidato politikus Nasdem Viktor Bungtilu Laiskodat melalui rekaman suara yang divideokan. Rizieq mengingatkan, kepada penegak hukum untuk memroses pernyataan Viktor dan tak mengulangi apa yang terjadi dalam kasus Ahok.
"Saya peringatkan kepada para penegak hukum agar tidak mencari alasan apapun untuk melindungi penista agama seperti yang pernah terjadi dalam kasus Ahok," kata dia dalam video berdurasi 14 menit 29 detik itu.
Dalam video itu, Rizieq juga mewanti-wanti, jangan salahkan umat Islam jika terpaksa harus kembali menggelar aksi besar bela Islam jilid kedua kalau kasus Viktor dipolitisasi untuk melindungi penista agama.