REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Relawan Anis-Sandi yang tergabung dalam Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) resmi menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas). Setelah resmi menjadi ormas, Bang Japar siap mengawal perjalanan kepemimpinan baru Jakarta, Anis Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno.
Ketua Umum Bang Japar yang juga Senator Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, nilai-nilai yang diusung Bang Japar senada dengan nilai-nilai yang dibawa pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Bang Japar, lanjut Fahira, mendukung pembangunan kota melalui dialog, partisipatif, dan kolaboratif dengan warganya, bukan dengan traktor atau perkataan kasar.
“Sebuah kepemimpinan yang hadir untuk membela kaum dhuafa, membela warga Jakarta yang selama ini terpinggirkan dan tersingkirkan. Sebuah kepemimpinan yang menghadirkan kedamaian dan keadilan," kata Fahira Idris saat melantik pengurus Ormas dan LBH Bang Japar di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan (13/8).
Selain itu, kata Fahira, setelah resmi menjadi ormas, Bang Japar meluncurkan berbagai program untuk mendukung realisasi berbagai janji kerja Anies-Sandi. Salah satunya dengan menginisiasi Kampung Antinarkoba dan meluncurkan ambulance gratis untuk warga kampung yang ada di Jakarta.
"Peluncuran ambulance gratis dan mencegah masuknya narkoba dengan mendirikan kampung antinarkoba adalah salah satu program Bang Japar untuk mendukung Anies-Sandi merealisasikan janjinya memajukan dan membahagiakan warga Jakarta,” ungkap Fahira dalam Apel Akbar yang juga dihadiri Gubernur/Wakil Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ini.
Kompleksitas masalah Jakarta, menurut Fahira, hanya bisa diselesaikan jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi ruang kepada warganya untuk berpartisipasi dan berkolaborasi. Ia berharap Bang Japar akan berperan sebagai penyangga dan katalis masyarakat di bidang hukum, keamanan, dan pelestarian budaya lokal, meminimalisasi penyakit masyarakat di Jakarta.
"Salah satu aksi nyatanya adalah membantu aparat untuk mengamankan Jakarta dari penyakit masyarakat mulai dari narkoba, miras, judi, prostitusi, tawuran hingga kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta bentuk tindak kriminal lainnya," paparnya.
Mencegah masuknya narkoba ke kampung-kampung, tegas Fahira, akan menjadi salah satu prioritas Bang Japar. Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum di Jakarta masih terdapat kantong-kantong peredaran narkoba di mana dalam satu lingkungan terdapat bandar, pengedar, dan pemakai menjalankan bisnis narkoba.
“Selama narkoba masih marak, warga Jakarta tidak akan pernah bahagia. Mereka ini seperti perusahaan. Ada ‘direkturnya’, ada ‘komisarisnya’, ada ‘investor’, ada ‘agen’, sampai ke distributor atau pengedar," kata Wakil Ketua Komite III DPD ini.
Karena itu, mata rantai narkoba ini harus diputus. Dan masyarakat harus diberi ruang dan dilindungi untuk berperan memberantas narkoba.
Ia menegaskan Bang Japar siap ambil peran itu. Karena, semasif apapun aparat menangkapi bandar narkoba, peredaran narkoba akan tetap ada, jika masyarakat tidak ikut bergerak. "Selain itu, kita juga akan fokus mengadvokasi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan,” terangnya.