REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Direktur Rumah Sakit Baba Raghav Das Medical College di Gorakhpur, Uttar Pradesh, India, dipecat karena dianggap lalai menjalankan tugas. Pemecatan dilakukan setelah sekitar 30 pasien anak di RS tersebut tewas akibat human error.
Laman Washington Post melaporkan, kematian massal pasien usia muda itu berlangsung antara Kamis hingga Jumat (9-10/8). Penyebab yang kurang masuk akal yakni pasokan oksigen cair bagi pasien terganggu karena tagihan yang belum dibayar.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri India memberi keterangan bahwa 21 kematian terkait langsung dengan kekurangan oksigen. Sementara, saksi mata mengatakan bahwa praktisi medis tiba-tiba membagikan kantung resusitator manual kepada keluarga pasien saat tangki oksigen mulai mengering.
"Putra saya baik-baik saja hingga saat malam tiba dan ada sesuatu yang tidak beres, kami melihat anak-anak meregang nyawa di sekeliling kami. Sudah jelas bahwa ini adalah kesalahan pihak rumah sakit," ujar salah satu orang tua pasien korban yang hanya ingin disebut Vijay.
Pejabat rumah sakit dan pemerintah di negara bagian Uttar Pradesh membantah tuduhan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh perselisihan tagihan oksigen. Menteri utama di negara bagian tersebut, Yogi Adityanath, justru menyalahkan kondisi tidak sehat dan wabah nyamuk yang melanda selama musim hujan.
Berdasarkan dokumen yang diperoleh The Washington Post, rumah sakit tersebut memiliki utang lebih dari 89 ribu dolar AS kepada perusahaan pasokan medis Pushpa Sales di Kota Lucknow. Firma tersebut telah menulis surat ke rumah sakit dan hakim distrik selama enam bulan menuntut pembayaran.
Perusahaan menegaskan bahwa rumah sakit tersebut telah melanggar persyaratan kontraknya dengan saldo lebih dari 15.625 dolar AS. Perjanjian tersebut berakhir pada 31 Juli, dan Pushpa menghentikan pasokan oksigen pada 4 Agustus 2017.