Senin 14 Aug 2017 18:00 WIB

Timuriyah, Dinasti Besar Islam di Asia Tengah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Mausoleum Timur Lenk
Foto: Wikipedia
Mausoleum Timur Lenk

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Kekaisaran Timuriyah adalah dinasti besar Islam yang muncul di Asia Tengah sejak abad ke-14 hingga awal abad ke-16. Dinasti ini didirikan oleh Timur Lenk (Tamerlane), seorang penakluk yang berasal dari keturunan suku Turko-Mongol.

Setelah menguasai Transoksiana pada 1370, Timur Lenk lantas mendirikan kerajaannya dengan Samarkand (kota yang terletak di Uzbekistan sekarang) sebagai pusatnya.

Sebagai seorang pemimpin, Timur Lenk memiliki minat yang tinggi terhadap seni. Bahkan, semasa hidupnya, sang raja kerap membawa sejumlah perajin atau seniman dari berbagai daerah yang ditaklukkannya ke ibu kota Samarkand. Karenanya, tidak mengherankan bila pada kemudian hari Dinasti Timuriyah juga tercatat sebagai salah satu kerajaan yang paling cemerlang dalam sejarah seni Islam.

“Kesenian dan arsitektur Timuriyah memberikan inspirasi kepada daerah-daerah yang membentang dari Anatolia sampai ke India,” ujar Yalman.

Meski usia Kekaisaran Timuriyah yang luas itu sendiri relatif singkat, kata dia, namun keturunan dinasti tersebut tetap memainkan peranan penting sebagai penyokong utama kesenian Islam di kawasan Transoksiana. Ketika ibu kota dipindahkan ke Herat (Afghanistan sekarang) pada 1505, kerajaan ini berhasil menjadi pusat kebudayaan Islam terkemuka di Asia Tengah.

Para penguasa Timuriyah menaruh perhatian besar terhadap budaya Persia. Mereka membujuk para seniman, arsitek, dan sastrawan untuk berkontribusi membentuk peradaban megah. Tidak sedikit pula kalangan pejabat Timuriyah memesan salinan naskah tentang seni dan arsitektur Persia untuk dijadikan sebagai koleksi di perpustakaan-perpustakaan milik mereka.

Sepanjang era kejayaannya, banyak pangeran Timuriyah membantu pembangunan berbagai lembaga keagamaan, seperti masjid, madrasah, dan tempat perkumpulan sufi atau tarekat. Beberapa bukti peninggalannya masih dapat kita saksikan sampai hari ini. Antara lain, Madrasah Ulugh Beg yang dibangun pada 1417-1420 dengan gaya arsitektur Islam yang khas.

Kompleks Madrasah Ulugh Beg berada di kawasan situs kota tua Registan, Samarkand. Sekolah ini diapit oleh sejumlah menara tinggi. Di halamannya yang berbentuk persegi berdiri sebuah masjid dan ruangan kuliah yang dibatasi oleh asrama tempat para siswa tinggal selama menjalani pendidikan.

Madrasah Ulugh Beg menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik pada abad ke-15. Kampus ini berhasil mencetak sejumlah sarjana terkenal pada zamannya. Di antaranya adalah filsuf dan penyair besar Persia, Abdul Rahman Jami.

Warisan Dinasti Timuriyah lainnya yang masih dapat dijumpai di Samarkand adalah Masjid Bibi Khanym. Nama tempat ibadah yang selesai dibangun pada 1404 ini diambil dari nama istri Timur Lenk, Bibi Khanym.

Dinding luar masjid ini memiliki panjang 167 meter dan lebar 109 meter. Sementara, tinggi kubah utamanya mencapai 40 meter, dan pintu masuknya setinggi 35 meter. Ada marmer besar dengan kaligrafi Islam yang berdiri anggun di tengah-tengah halaman. Sayangnya, gempa besar yang terjadi pada 1897 merusak sebagian besar bangunan ini.

Selain Madrasah Ulugh Beg dan masjid, masih banyak lagi peninggalan megah Dinasti Timuriyah di Samarkand. Ini menjadi salah satu alasan ditetapkannya kota tersebut sebagai “World Heritage City” (Kota Warisan Dunia) oleh UNESCO pada 2001.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement