REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Puluhan warga Desa Ancol, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya mendatangi Gedung Bupati, Senin (14/8). Mereka menuntut perbedaan harga pembelian tanah untuk proyek bendungan Leuwikeris.
Perwakilan warga, Oos Kosasih meminta Pemkab Tasik memberi kejelasan terhadap perbedaan harga itu. Warga merasa heran karena harga tanah di lokasi proyek yang berada di Kabupaten Ciamis jauh lebih tinggi. Apalagi saat pembelian, warga seolah dipaksa dibeli tanahnya dengan harga yang sudah ditentukan.
"Kami dibeli tanahnya per meter cuma Rp 61 ribu, kalau di Ciamis bisa sampai Rp 150 ribu. Kan bedanya jauh sekali. Ini kami menuntut kejelasan kenapa bisa begini," katanya pada wartawan.
Oos mengaku mempunyai tanah seluas 80 bata (1 bata = 14 meter persegi). Dari jumlah itu ia hanya menerima pembayaran Rp 61 ribu per meter. Ia mengklaim semua warga Desa Ancol menuntut kejelasan perbedaan harga. Meski memang semua tanah warga sudah dibayarkan.
"Ini yang puluhan datang meminta kejelasan semua. Kami satu desa minta kejelasan, masih banyak yang belum datang sebenarnya," ujarnya.
Diketahui, proyek bendungan Leuwikeris terbentang di dua Kabupaten yaitu Ciamis dan Tasikmalaya. Bendungan itu ditargetkan rampung dibangun pada 2021 mendatang. Rencananya, bendungan akan difungsikan sebagai PLTA, irigasi, penampung air dan mengelak banjir.