Senin 14 Aug 2017 19:20 WIB

Adhyaksa: Pramuka Jadi Generasi Terbaik Masa Depan

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Menpora Imam Nahrawi (kiri), Seskab Pramono Anung (kanan), dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault (kedua kanan) memukul tifa sebagai tanda dibukanya Raimuna Nasional XI yang bertepatan dengan peringatan ulang tahun Pramuka ke-56 di, Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Senin (14/8).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Menpora Imam Nahrawi (kiri), Seskab Pramono Anung (kanan), dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault (kedua kanan) memukul tifa sebagai tanda dibukanya Raimuna Nasional XI yang bertepatan dengan peringatan ulang tahun Pramuka ke-56 di, Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Senin (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan anggota Pramuka yang mengikuti Raimuna Nasional (Rainas) XI Gerakan Pramuka 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur akan menjadi generasi terbaik yang akan membawa kejayaan bangsa di masa mendatang. "20 tahun lagi mereka akan berusia 36 hingga 45 tahun. Saat itulah, di tahun 2037 dan seterusnya, jika masih diberikan kesempatan hidup, masyarakat akan melihat kejayaan Indonesia," kata Adhyaksa di Jakarta, Senin (14/8).

Dia optimistis generasi Pramuka saat ini akan berhasil membawa kejayaan bangsa nantinya. Karena mereka adalah anak muda pilihan. Mereka juga ditempa dan digembleng dengan kegiatan yang membuat mereka mampu bertahan di manapun dan dalam kondisi apapun.

Adhyaksa meyakini, di antara peserta Raimuna akan ada yang menjadi orang besar, pengusaha, bupati, wali kota, gubernur, jenderal, menteri bahkan presiden di masa mendatang. "Jadilah orang besar pada hakikat, bukan orang besar pada jabatan yang ketika jabatannya hilang, maka hilang pula rasa sayang dan hormat orang lain padanya," kata dia.

Menurut dia, Pramuka di Raimuna nasional adalah anak-anak muda yang tidak pernah absen bergotong-royong bersama warga di kampung-kampung. "Selama jantung anggota gerakan Pramuka masih berdetak, selama itu pula Indonesia tidak akan retak. Kalaupun Indonesia retak, maka merekalah perekatnya. Hal ini sesuai hymne Pramuka, yaitu kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila. Kami jadi pandumu," ucap Adhyaksa.

Selama pelaksanaan Raimuna Nasional XI 13 hingga 21 Agustus 2017, Adhyaksa berpesan agar para peserta mengikuti semua aturan yang ada di bumi perkemahan, tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merokok. Penting bagi anak Pramuka, kata dia, untuk mengerti mengenai segala hal tentang daerah asalnya. Pramuka juga harus mampu cair untuk saling memperdalam budaya daerahnya dan daerah lain, termasuk wawasan nasional dan internasional.

Dalam proses saling mengenal antarpeserta Rainas XI, lanjut dia, akan menuju pada pembangunan jaringan. Salah satu manfaat mengikut perkemahan adalah untuk membangun jaringan yang bermanfaat untuk pengembangan diri. "20 tahun kemudian bisa jadi kenalan adik-adik itu akan bertemu kembali di forum-forum internasional. Pulanglah ke daerah masing-masing dengan membawa informasi, inspirasi dan jaringan," tuturnya.

Dia pun berbesan, Pramuka agar menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing dan tidak meninggalkan ibadah. Peserta agar selalu mengingat Dasa Darma dan Tri Satya Pramuka. "Ingat kata Bung Karno, Indonesia adalah negara yang bertuhan," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement