REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- “Kita Muda, Kita Peduli Negeri”. Itulah tema yang dibahas dalam Forum Tokoh dan Aktivis Muda. Acara yang mengambil momen kemerdekaan Indonesia ini diselenggarakan oleh Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam (FPMI) Jawa Barat dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan pemuda dari berbagai lembaga.
Dalam keterangannya yang dikirim kepada Republika.co.id, Selasa (15/8), acara diawali dengan penayangan video tentang realitas Indonesia yang saat ini ternyata masih dalam keadaan terjajah. “Fakta rusaknya negeri ini sudah nyata, menafikkan kerusakan kondisi yang ada merupakan bentuk ketidakpeduian,” kata fasilitator FPMI, Dhani.
Fasilitator BE Korwil BKLDK Jawa Barat Mashun menambahkan, bahwa kemerdekaan yang hakiki adalah bagaimana semua pilar merdeka. Hanya saja, kata dia, setelah dikatakan merdeka, banyak permasalahan yang tidak kunjung selesai.
"Kemerdekaan hakiki adalah segala pilar yang ada merdeka. Namun dalam kenyataannya, konteks negara tidak merdeka, konteks bermasyarakat begitu mengekor cara hidup hedonisme, dan konteks individu tidak menyandarkan pada rasionalitas dalam bersikap,” ucapnya.
Senada dengan hal tersebut, para aktivis pun menyampaikan pandangannya terkait kondisi Indonesia yang memprihatinka. “Permasalahan kemiskinan menyebabkan masalah lain seperti konflik sosial. Ekonomi neo liberal tidak berhasil atau dikatakan gagal," kata Elan, Ketua LDK KMM STKS.
Begitu juga Tatang Hidayat selaku Ketua BE Korda BKLDK Kota Bandung menyoroti permasalahan pendidikan yang semakin mahal. “Pendidikan saat ini seperti perusahaan swasta” tandasnya.
Selain merespon kondisi negeri yang dianggap masih belum benar-benar merdeka, para tokoh dan Aktivis Muda juga mengkritik pembungkaman suara-suara kritis dari kalangan umat Islam, “Kebebasan berpendapat sebenarnya sudah diatur. Tidak sedikit dari kalangan aktivis yang menyuarakan pendapat dianggap makar, bahkan dituduh anti NKRI. Maka jelas bagi kita semua harus bersatu," kata Ujay dari LDMI HMI Kabupaten Bandung.
Disisi lain, Ipank Fatin selaku Direktur Muslim Analyze Institute memaparkan bagaimana peran kaum muda dalam menyikapi permasalahan. “Peran dan langkah kaum muda muslim setidaknya mengambil estafet perjuangan kemerdekaan. Jangan sampai saat ini kita malah menjadi estafet penjajahan. Pemuda muslim harus membangun cara pandang kritis. Perjuangan Mahasiswa tidak boleh berdiri sendiri, tetapi harus bersatu dengan umat untuk sama-sama melakukan perjuangan di negeri ini," tutur dia.