Selasa 15 Aug 2017 14:26 WIB

Wayang Ajen Pukau Ribuan Penonton di Tasikmalaya

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti saat menyampaikan sambutan di Pertunjukan spektakuler Wayang Ajen
Foto: ist
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti saat menyampaikan sambutan di Pertunjukan spektakuler Wayang Ajen

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- “Pertunjukan spektakuler Wayang Ajen” sukses digelar pada 11 Agustus 2017 kemarin. Pertunjukan yang dihelat di Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya digelar atas dukungan Kementerian Pariwisata dan Pemda Tasikmalaya.

Wayang Ajen yang dikenal dengan kemampuannya mengkolaborasikan antara pertunjukan wayang dengan digital, menghadirkan layar LED ukuran 4x6 meter sebagai latar. Hal tersebut sontak membuat decak kagum lebih dari 7.000 penonton yang hadir.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menyampaikan bahwa Wayang Ajen kampanye Go Digital adalah merupakan jurus-jurus jitu Menpar Arief Yahya yang  disampaikan dalam pertunjukan dengan kemasan yang menarik perhatian penonton.

“Semua dikemas dengan lakon menarik. Ini bukan sekedar pentas, tapi pesan moral yang disampaikan, inilah esensi pertunjukan wayang sebagai tontonan dan tuntunan, tontonan yang lebih menarik yang mampu mengikat penonton dengan sajian kemasan unsur -unsur pertunjukannya serta dalang mampu menyampaikan tema lakon dan pesan moral,” kata Esthy dalam pernyataan tertulis, Selasa (15/8).

Esthy menambahkan, kegiatan ini adalah salah satu dari upaya Kemenpar untuk mendongkrak kunjungan wisata budaya, khususnya di Kota Tasikmalaya.

"Kelebihan Wayang Ajen dibanding pertunjukan wayang pada umumnya yaitu dari sisi teknologi. Wayang Ajen sudah go international, sudah mengibarkan karya budaya Merah Putih di 51 negara. Dengan  pertunjukan ini, kita harapkan kunjungan wisata budaya ke Tasikmalaya meningkat," lanjutnya.

Dalam Pagelaran kali ini, Wawan Gunawan atau lebih dikenal Ki Dalang Wawan Ajen menampilkan lakon Jiwa Sang Satria. Tokoh lakon yang diangkat jiwa keteladanan Gatotkaca putra Bima keluarga Pandawa, yang menyampaikan pesan moral tentang Jiwa luhur, jiwa pemberani, jiwa Sang Satria yang disimbolkan, memberantas berbagai permasalahan kejahatan yang meresahkan masyarakat.

Gabungan musik gamelan pelog dan salendro yang dikemas memadukan unsur komposisi musik etnik Sunda, Dermayon, Jawa, Banyuwangi dan lainnya juga semakin menambah malam menjadi semakin enerjik dan memberi kesan warna tersendiri yang menjadi ciri khas gaya pertunjukan Wayang Ajen.

Belum lagi Koreografer penari wayang ajen yang menampilkan garapan tarian komposisi dengan mengambil esensi lokal konten budaya Tasik. Delapan penari nan cantik menarikan seni tradisi dikemas modern dengan nama tarian Pesona Payung Geulis Tasikan yang membuat detak kagum para penonton yang hadir.

Begitu juga Musikalisasi puisi sufi yang dibawakan oleh penyair kondang Ridwan CH Madris dari Bandung yang bersinergi dengan Anggi Sriwilujeng dkk dari komunitas budaya Mahardika Kota Tasikmaya tampil apik dan memukau ribuan penontonnya.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi gelaran budaya ini.

"Implementasi promosi pesona Indonesia melalui seni pertunjukan berbasis media digital dapat direalisasikan melalui pertunjukan wayang ajen sebagai atraksi pariwisata budaya,  membantu meraih target 20 juta kunjungan wisman tahun 2019 nanti,” kata Menpar Arief Yahya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement