Selasa 15 Aug 2017 16:07 WIB

HUT Ke-72 RI, Warga Berharap Ada Lebih Banyak Lapangan Kerja

Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salah satu stand perusahaan saat bursa kerja. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salah satu stand perusahaan saat bursa kerja. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah warga mengharapkan pemerintah menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin karena masih tingginya jumlah orang menganggur dan kalaupun sudah bekerja pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya.

Seorang pedagang warung, Lilis berharap agar pemerintah membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya agar dirinya mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Selama ini, Lilis membantu suaminya untuk mencukupi kebutuhan dengan berjualan es dan jus di toko depan rumahnya di Bubulak, Bogor, Jawa Barat.

"Saya punya anak empat, suami saya hanya seorang tukang ojek daring dan dalam sebulan pengeluaran kami lebih dari Rp1 juta tapi pendapatan kami tidak sampai Rp1 juta," kata Lilis ketika ditanya mengenai harapannya tentang Indonesia yang merayakan Ulang Tahun ke-72 di Bogor, Selasa (15/8).

Tidak hanya Lilis, seorang tukang ojek daring, Dikdik, juga mengatakan hal yang sama. Dikdik mengatakan dia kesulitan mencukupi kebutuhan keluarganya terutama untuk anaknya yang sedang kuliah.

Meskipun ojek daring sedang marak digunakan oleh masyarakat, Dikdik mengaku upahnya dari mengantar pelanggan masih kurang. "Masyarakat yang pesan ojek banyak namun tukang ojek daringnya pun semakin banyak," kata Dikdik

Selama ini, lapangan pekerjaan di Indonesia sangat sedikit. Salah satu contohnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang, angka pengangguran tiap tahunnya meningkat. 

Pada 2014, jumlah pengangguran terbuka sebanyak 79.368 orang. Kemudian pada 2015 jumlah pengangguran itu naik menjadi 88 ribu orang. Pada 2016, jumlah pengangguran di Kota Tangerang menjadi 90.001 orang. 

Pengangguran ini di dominasi oleh lulusan SMP, SMA/SMK, hingga sarjana. Sementara, jumlah pekerja yang dibutuhkan perusahaan setiap tahun hanya mencapai empat ribu orang. Akibatnya, pengurangan angka pengangguran itu tak dapat dituntaskan.

Seorang mahasiswa, Bayu Hidayatullah mengeluhkan hampir setiap harinya, berbagai prestasi ditorehkan oleh mahasiswa namun disaat bersamaan timbul kasus mahasiswa yang tidak mampu membayar uang kuliahnya. "Saya berharap pemerintah menyediakan sebanyak-banyaknya beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa yang tidak mampu membayar uang kuliah," kata Bayu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement