REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu saksi kunci kasus KTP-El, Johanes Marliem telah meninggal dunia di Amerika Serikat yang diduga karena bunuh diri di rumah sewaannya di Beverly Grove, Los Angeles. Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, kematian Marliem tidak menganggu jalannya proses perkara korupsi KTP-El.
Menurut Jusuf Kalla, kesaksian Marlien dalam kasus KTP-El memang penting. Namun dia meyakini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memiliki saksi kunci lainnya untuk mengasut tuntas kasus korupsi KTP-El.
"Dalam kasus itu kan ratusan saksi, tidak tergantung saksi itu dengan satu orang. Pasti kesaksian (Marliem) sangat penting, tapi kan ada juga ratusan saksi lain yang dipersiapkan KPK," ujar Jusuf Kalla yang ditemui di kantornya, Selasa (15/8).
Jusuf Kalla menegaskan, pengusutan kasus KTP-El sudah berjalan dan prosesnya sangat terbuka. Apalagi, kasus ini sudah berjalan sampai dalam tahap pengembangan. "(Kasus KTP-El) harus berlanjut, karena ini sudah jalan kan," kata Jusuf Kalla.
Diketahui, Johannes Marliem merupakan Direktur Biomorf Lone LCC Amerika Serikat, perusahaan penyedia layanan teknologi biometrik. Johannes diduga memiliki bukti rekaman proses pembahasan anggaran proyek pengadaan KTP-el, termasuk dengan Ketua DPR RI Setya Novanto yang saat itu menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.
Dalam dakwaan penuntut umum KPK kepada terdakwa Irman dan Sugiharto, Johanes Marliem juga disebut menerima sejumlah 14,88 juta dolar AS dan Rp 25,24 miliar terkait proyek sebesar Rp 5,95 triliun tersebut. Dalam kasus ini, Setya Novanto telah ditetapkan KPK sebagai tersangka.