REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kepolisian mengganti penyidik yang mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Hal itu disampaikan Novel Baswedan saat wawancara dengan kantor berita pemerintah, Antara.
"Saya juga tahu mengetahui penyidik yang sekarang melakukan penyidikan, baru melakukan pekerjaan itu di tengah-tengah, bukan dari awal melakukan penyidikan itu," kata Novel, Selasa (14/8).
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.
Pada pemeriksaan yang dilakukan oleh tim penyidik Polda Metro Jaya di KBRI Singapura pada Senin (14/8) itu Novel juga didampingi oleh tim KPK termasuk Ketua KPK Agus Rahardjo dan tim penasihat hukum.
"Saya tahu perubahan penyidik ketika saya melihat surat-surat yang ada, dan kedua saya tahu karena saya bertanya kepada yang bersangkutan," kata Novel.
Namun menurut Novel, perubahan tim tersebut akan mengulang proses penyidikan. "Perubahan tim ini akan menyulitkan. Oleh sebab itu saya berupaya mendorong agar penyidik yang sekarang ini dapat bekerja dengan benar," ungkap Novel.
Ia mengaku sempat berpesan agar para penyidik yang baru menangani kasusnya agar dapat berhubungan dengan keluarganya. "Agar penyidik ini berhubungan dengan keluarga saya dengan intens karena yang dirugikan (dari peristiwa) itu adalah saya, walaupun saya menyadari setiap laporan perkembangan penyidikan, keluarga saya tidak pernah diberi sampai sekarang, yang diberi adalah tetangga saya, ini logika-logika yang tidak baik," tambah Novel.
Ia berharap masalah miskomunikasi seperti itu tidak terjadi lagi. Tim dari Polda Metro Jaya yang berangkat ke Singapura antara lain adalah Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Herianto Adi Nugroho, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Kasubdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Dedy Murti dan Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan.
Hingga lebih dari 120 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.
Sketsa pelaku yang ditunjukkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (31/7) menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting dan badan cukup ramping.
Baca juga, Kasus Novel Jadi Ujian Polisi untuk Bisa Menuntaskannya.