REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Jim Mattis mengatakan, jika Korea Utara menembakkan peluru kendali ke Amerika Serikat, maka keadaan dapat meningkat menjadi perang.
"Jika mereka menembak ke Amerika Serikat, itu bisa meningkat menjadi perang dengan sangat cepat," kata Mattis kepada wartawan pada Senin (15/8).
Mattis mengatakan, Amerika Serikat akan mengetahui lintasan peluru kendali Korea Utara dalam beberapa saat dan jika sebuah peluru kendali dinilai bisa menyerang Guam. "kami akan menjatuhkannya," ucapnya.
Ketegangan meningkat sejak Korea Utara melakukan dua uji bom nuklir pada tahun lalu dan dua uji peluru kendali balistik antarbenua pada Juli. Trump mengatakan tidak akan mengizinkan Pyongyang mengembangkan senjata nuklir, yang mampu menyerang Amerika Serikat.
Korea Utara merencanakan peluncuran peluru kendali jarak menengah di wilayah Amerika Serikat di Guam pada pertengahan Agustus, menurut media pemerintah Korut. Laporan rinci mengenai serangan tersebut mengindikasikan ketegangan yang meningkat antara Pyongyang dan Washington, setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Korut awal pekan ini dan pihak Korut akan menghadapi "kemarahan besar" jika Korut mengancam AS.
Kantor berita Korea Utara KCNA menganggap ancaman Trump hanya omong kosong. "Sepertinya dialog tidak mungkin dilakukan dengan orang yang kehilangan akal dan hanya kekuatan mutlak yang bisa menimpanya," jelasnya.
Tentara Korut sedang membangun rencana untuk mencampuri kekuatan musuh di pangkalan militer utama di Guam dan untuk memberi sinyal peringatan ke AS, demikian laporan KCNA. Guam berpenduduk sekitar 163 ribu orang, dan memiliki pangkalan militer AS yang terdiri atas skuadron kapal selam, pangkalan udara dan kelompok penjaga pantai.
Roket Hwasong-12 yang akan diluncurkan oleh Tentara Rakyat Korea (KPA) akan melintasi langit Shimane, Hiroshima dan Perfektur Koichi di Jepang, menurut laporan tersebut mengutip pernyataan komandan Pasukan Strategis KPA Kim Rak Gyom. Roket tersebut akan terbang sejauh 3.356,7 kilometer pada 1,065 detik dan menyentuh perairan sejauh 30 hingga 40 kilometer dari Guam.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Matttis telah mengeluarkan peringatan keras kepada Korut pada Rabu dan mengatakan kepada pihak Pyongyang untuk menghentikan tiap pergerakan yang akan "menghancurkan rezim dan penduduknya".
Sebelum itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberlakukan sanksi baru terhadap Pyongyang. Sanksi baru terhadap Pyongyang dapat memangkas sepertiga pendapatan ekspor tahunan Korea Utara, yang mencapai tiga miliar dolar AS.
Sementara itu, wakil menteri pertahanan Korea Selatan Suh Coo suk mengatakan Korea Utara belum sepenuhnya menguasai teknologi peluru kendali antarbenua dan butuh waktu sedikit-dikitnya satu atau dua tahun tambahan, meski kemampuan negara tersebut memasang hulu ledak nuklir berkembang sangat cepat.
Yang belum dikuasai Pyongyang adalah teknologi melindungi peluru kendali saat senjata tersebut memasuki kembali atmosfer setelah terbang ke luar angkasa.