Rabu 16 Aug 2017 19:08 WIB
Dilempar Sepatu Saat Berpidato

Mahathir: Mereka Lancang Melempar Saya

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agus Yulianto
Mantan PM Malaysia Mahathir bin Muhammad menyampaikan materi pada sebuah talkshow bertema “Peluang dan Tantangan Halal Tourism” di Jakarta, Rabu (16/8).
Foto: Republika / Darmawan
Mantan PM Malaysia Mahathir bin Muhammad menyampaikan materi pada sebuah talkshow bertema “Peluang dan Tantangan Halal Tourism” di Jakarta, Rabu (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, dilempar sepatu, botol air, hingga kursi saat berpidato di gedung pertemuan Dewan Raja Muda Musa, Ahad (13/8). Saat itu, Mahathir sedang menjawab pertanyaan peserta tentang tragedi Kampung Memali di Baling, Kedah, tahun 1985 yang menewaskan 18 orang.

Ditemui usai menjadi pembicara dalam acara seminar talk show pariwisata halal di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Rabu (16/8), Mahathir mengatakan, para pelempar tersebut memang berniat membuat kerusuhan. Saat insiden tersebut, Mahathir sedang menjawab beberapa pertanyaan.

"Saya dapat peluang menyampaikan ucapan dan menjawab pertanyaan. Tapi, ada pertanyaan yang tidak senang hati. Saya pikir mereka memang lancang untuk melempar saya," kata Mahathir.

Menurut Mahathir, pelemparan dilakukan sebelum dirinya menjawab seluruhnya pertanyaan dari peserta. Mereka, katanya, sudah menyiapkan kursi untuk melemparkannya.

Namun, Mahathir bersyukur, dirinya langsung diamankan oleh rekan-rekannya. Sehingga lemparan itu tak sempat melukainya.

Saat ditanya apakah pelemparan ini berkaitan dengan sikap oposisinya kepada Perdana Menteri Najib Razak, Mahathir tak mengambil pusing. Menurutnya, sejak masih menjabat perdana menteri, sudah ada orang-orang yang tidak menyukainya. "Ya memang pemerintah tidak senang hati dengan saya, itu biasa," ujarnya.

Mahathir mengklaim, dirinya saat ini sedang memimpin orang-orang yang dulu tidak menyukainya. "Jadi, ada yang tak senang itu masalah mereka lah. Kita tentukan siapa yang dikehendaki siapa yang tidak dikehendaki," kata Mahathir menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement