Kamis 17 Aug 2017 08:02 WIB

Ini Harapan Novel Baswedan di Hari Kemerdekaan Indonesia

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).
Foto: Antara/Monalisa
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, memiliki sejumput harapan terkait penanganan korupsi pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Dia berharap agar upaya pemberantasan korupsi diberi ruang.

"Harapan saya pada waktu-waktu ke depan korupsi di Indonesia bisa semakin lama semakin terkikis dan upaya pemberantasan korupsi mendapatkan ruang dan dukungan dari semua termasuk dari pemimpin negara," kata Novel di Singapura, Rabu (16/8).

Menurut dia, apabila ruang bagi pemberantasan korupsi membesar, maka selanjutnya ruang untuk para mafia bisa mengecil. "Dengan begitu, tidak ada lagi ruang bagi mafia-mafia korupsi untuk seenaknya sendiri merampas dan merampok harta kekayaan negara dan masyarakat secara keseluruhan," kata Novel.

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, menurut Novel, adalah momentum untuk mengenang jasa para pahlawan dan pengorbanan mereka bagi Indonesia. "Mereka menjadi teladan bagi kita tentang apa itu arti perjuangan dan arti pengorbanan. Inilah yang nantinya kita harapkan semua pihak," ujarnya. Pengorbanan itu bukan hanya di bidang pemberantasan korupsi tapi juga di bidang-bidang masing-masing.

Novel mengajak seluruh bangsa agar berbuat sebanyak mungkin untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara, termasuk untuk generasi muda dalam rangka mempersiapkan diri menjadi orang-orang yang kuat dan berkarakter dalam rangka menggantikan estafet bagi generasi yang sebelumnya.

Hari ini Novel menjalani operasi besar di mata kirinya. Operasi yang disebut operasi artifisial itu, rencananya juga membutuhkan pemulihan selama dua bulan ke depan dan dilanjutkan operasi lain untuk memasang lapisan artifisial di mata kirinya. Total tiga bulan selanjutnya Novel harus fokus pada pengobatannya.

Novel tiba di rumah sakit sekitar pukul 06.45 waktu setempat. Dia ditemani oleh kakaknya, Taufik Baswedan, dokter KPK, dr Johanes Hutabarat, dan salah seorang pegawai KPK sebelum menjalani operasi selama empat jam.

Seperti diberitakan sebelumnya, Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel mengalami kerusakan sehingga dia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.

Hingga lebih dari 120 hari, pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.

Sketsa pelaku yang ditunjukkan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (31/7) menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting dan badan cukup ramping.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement