REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketum DPP Gerindera mengaku, tidak terlalu mengikuti perkembangan terkait tudingan diktator terhadap rezim pemerintahan saat ini. Menurut Prabowo, dirinya justru mengiinkan kedamaian, bukan justru pecah belah.
"Biar saja, saya kok tidak ikuti, mungkin saya terlalu banyak di gunung, saya tidak ikuti terlalu detail," kata Prabowo usai mengjadiri Upacara Kemerdekaan di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, Kamis (17/8).
Lebih jauh, Prabowo menyebut makna kemerdekaan juga adalah tidak adanya pecah belah. Jangan sampai, kata dia, hal-hal kecil dibesar-besarkan.
"Seperti pertanyaan Anda, diktator apa tidak? Seperti mau pancing statement apa dari saya. Tidak kok, kita mau kebaikan, jangan mencela, tapi juga kewajiban dari kita ingatkan," kata Prabowo.
Seperti diketahui, pemerintah dianggap diktator atau otoriter, salah satunya setelah mengeluarkan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Perppu Ormas. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Rachmawati Soekarnoputri menanggapi istilah-istilah yang ditudingkan terhadap pemerintah tersebut.
Menurutnya, kemerdekaan hendaknya ditandai dengan tidak adanya benturan antar golongan. "Sekarang agama dibeturkan dengan pancasila misalnya. Konotasinya Ormas yang dibubarkan itu anti pancasila anti toleransi. Tetapi saya tidak mau komentar terlalu panjang, yang jelas kita harus membangun masyarakat adil, makmur," katanya.