Kamis 17 Aug 2017 18:22 WIB

Sumbar Perketat Pengawasan Paham Radikal

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepolisian Daerah Sumatra Barat semakin memperketat pengawasan terhadap potensi penyebaran paham radikal dan terorisme di kabupaten/kota di Sumatra Barat. Apalagi, dalam penangkapan terduga teroris di Jawa Barat beberapa waktu lalu, salah satunya disebutkan berasal dari Solok, Sumatra Barat.

Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal menyebutkan akan terus mendalami temuan tersebut dan tetap meningkatkan pengawasan melalui seluruh polres di Sumbar. Tak hanya itu, kepolisian juga menggandeng pihak kampus untuk mencegah penyeberan melalui lingkungan akademis.

"Dia tidak di sini, dia di Bandung. Sedang didalami. Solok ini enggak ada masalah. Itu di Bandung dan ikut kelompok itu. Iya ini Kapolres Solok saya minta cek bagaimana kehidupan sehari-hari di Solok," ujar Fakhrizal ditemui usai upacara peringatan HUT RI ke-72 di Kantor Gubernur Sumbar, Kamis (17/8).

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mewanti-wanti seluruh masyarakat Sumatra Barat untuk lebih memasang mata dan berhati-hati dalam menyikapi pendatang baru. Nasrul menyebutkan, masyarakat perlu berpegang pada adat istiadat dan saling memberi perhatian antar-tetangga sehingga tanda-tanda ajaran radikal bisa dicegah.  "Setiap orang yang datang ke daerah kita, setiap pengajian, kita perlu tetap waspada. Agar kita di Sumbar punya pegangan jangan mudah terpengaruh," katanya.

Dikabarkan, salah satu warga Solok, Sumbar ikut tertangkap di antara lima orang terduga teroris di Jawa Barat. Kelimanya disebutkan tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya.

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menambahkan bahwa awal pekan ini aparat keamanan, melalui Densus 88, telah melakukan pengumpulan bukti di kampung halaman salah satu terduga teroris di Solok. Namun Irfan menolak memberikan penjelasna lebih jauh terkait hal itu.  "Ditangani aparat," ujarnya singkat.

Pekan lalu, 18 Warga Negara Indonesia (WNI) eks-ISIS juga diterbangkan kembali ke Indonesia dari Suriah. Salah satunya juga tercatat berasal dari Padang, Sumatra Barat. Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa seluruh WNI eks-ISIS yang dikembalikan ke tanah air tetap dibekali deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT dan Polri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement