REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama 20 tahun terakhir, setelah runtuhnya Uni Soviet, negeri yang masih belia ini mengalami proses interaksi yang unik sekaligus rumit antara rezim penguasa yang berpaham sekuler dengan kekuatan politik komunitas Muslim. Sebagian besar penduduk Tajikistan adalah Muslim Sunni.
Sejarah mencatat, pasukan Muslim menaklukkan kawasan tersebut pada 644 M. Selanjutnya, proses penyebaran Islam di wilayah itu harus melalui jalan yang terjal dan waktu yang lama. Selama beberapa abad, Ke kaisaran Samanid menguasai wilayah ini, menggantikan penguasa sebelumnya, yakni kaum Muslim Arab.