Kamis 17 Aug 2017 21:54 WIB

Menteri LHK: Pendaki Gunung Jangan Buang Sampah Sembarangan

 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memimpin Upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni, di Plaza Gedung Manggala Wanabakti Jakarta (5/6).
Foto: dok. Humas Kemenhut
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memimpin Upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni, di Plaza Gedung Manggala Wanabakti Jakarta (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya mengingatkan, para pendaki agar tetap menjaga kelestarian gunung dan hutan yang didakinya. Hal tersebut dikatakan Siti Nurbaya usai menghadiri pemutaran film Negeri Dongeng yang digelar di Kuningan, Jakarta, Kamis (17/8).

Film ini menceritakan tentang pendakian tujuh gunung Indonesia yang dilakukan oleh Tim Aksa Tujuh. "Kita lihat kan tadi bagaimana indahnya alam Indonesia. Kita tidak rela dan tidak ada yang boleh mengusik termasuk lewat gangguan sampah. Apalagi kalau pendakinya masak kemudian buang sampah sembarangan atau puntung rokok," kata Siti Nurbaya.

Menurut Siti Nurbaya, pendaki yang merasa memiliki hubungan dengan alam harusnya menjaga dan menyayangi lingkungan. Meski demikian, sebagai pemangku kebijakan dia pun tak memungkiri perlunya aturan dan fasilitas yang jelas mengenai hal ini. "Kami juga tengah melengkapi aturan dan fasilitas karena kami tidak bisa minta terus ke masyarakat tapi tidak mempersiapkan fasilitasnya seperti aturan, tanda dan lain-lain," kata dia.

Siti Nurbaya menyebut beberapa taman nasional selama ini telah memiliki aturan main sendiri. Di Gunung Gede Pangrango Jawa Barat misalnya, sudah ada pemberitahuan jalur mana saja yang bisa didaki, barang yang harus dibawa, dan yang harus ditinggalkan.

Beberapa pengelola gunung juga mulai menerapkan bersih lingkungan kepada para pendaki dengan memberi kantung plastik besar yang digunakan pendaki untuk tempat sampah yang mereka pungut di sepanjang jalur pendakian. "Di Bromo, Tengger, dan Semeru lebih ketat lagi. Misalnya dalam sehari hanya boleh berapa orang yang mendaki dan sebelumnya harus pesan dulu," ucap dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement