REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Polisi memburu sopir van yang menabrak kerumunan turis di jalan paling terkenal di Barcelona, Las Ramblas pada Kamis. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 13 orang.
Pihak berwenang mengatakan, jumlah korban tewas bisa meningkat, dengan lebih dari 100 orang terluka, beberapa di antaranya serius.
Polisi mengatakan, mereka menahan dua orang pria, seorang Maroko dan satu lagi dari Melilla, Afrika Utara, meskipun keduanya bukan sopir van tersebut. Saksi mata mengatakan, sopir itu melarikan diri dengan berjalan kaki. Masih belum jelas seberapa banyak penyerang yang terlibat.
Beberapa jam sebelumnya, satu orang tewas dalam sebuah ledakan di sebuah rumah di sebuah kota di sebelah barat daya Barcelona, dalam sebuah insiden yang terkait dengan serangan tersebut.
Menurut sumber polisi, orang di rumah tersebut sedang mempersiapkan bahan peledak. Saat perburuan tersangka berlanjut sampai malam, polisi mengatakan, beberapa penyerang tewas dalam baku tembak ketika melakukan operasi melawan serangan teror di Cambrils, kota lain di selatan Barcelona.
Saksi mata mengatakan van putih itu bergerak secara zig-zag dengan kecepatan tinggi di Las Ramblas, sebuah jalan yang ramai penuh dengan turis.
Van itu menabrak pejalan kaki dan pengendara sepeda. Membuat orang yang tertabrak terlempar ke atas dan membiarkan mayat-mayat berserakan di belakangnya.
Kantor berita Amaq milik ISIS mengatakan, "Pelaku serangan Barcelona adalah tentara ISIS dan mereka melakukan operasi tersebut sebagai tanggapan atas seruan untuk menargetkan negara-negara koalisi," katanya, Jumat, (18/8).
Negara koalisi merupakan koalisi pimpinan AS yang berupaya menghancurkan ISIS.