REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ustaz Bachtiar Natsir mengatakan ada empat hal yang ia sedang telusuri terkait dengan pola interaksi umat Islam terhadap Alquran. Hal pertama terkait dengan pendekatan yang diinginkan Alquran itu sendiri.
"Saya pernah bertanya apa ya pendekatan Alquran yang diinginkan Alquran sendiri, kita baca Alquran yang saat sempat," ujar Bachtiar dalam Tabligh Akbar di Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB, Jumat (18/8).
Ustaz Bachtiar menerangkan, jika tidak membaca Alquran, bukanlah manusia yang meninggalkan Alquran, melainkan sebaliknya. Pola interaksi kedua terletak dalam hal mempelajari Alquran. Pada umumnya, manusia mempelajari Alquran saat hatinya sedang dalam kondisi yang menyenangkan. Dalam risetnya selama 18 tahun terakhir, Ustaz Bachtiar mengungkapkan hanya dua persen yang pernah membaca keseluruhan terjemahan Alquran. Padahal, dengan mengerti arti dari Alquran, umat Islam akan semakin tergerak untuk terus membaca dan juga mengamalkan Alquran.
Yang ketiga, pada umumnya jamaah menghayati Alquran saat sedang tertimpa musibah ataupun sakit. Kondisi ini mengesankan bahwa banyak yang meremehkan apa yang terkandung dalam Alquran. "Bagaimana mungkin kamu meremehkannya, kalau kamu tahu isinya, kamu tidak akan mau berpisah darinya," ucap Ustaz Bachtiar.
Hal yang terakhir, ialah mengamalkan Alquran jika dinilai menguntungkan. Hal-hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi umat Islam untuk terus memperbaiki diri.
Ustaz Bachtiar mengungkapkan begitu besar manfaat Alquran bagi hidup kita. Dia mengajak, jamaah untuk kembali memaknai Alquran dengan kesungguhan hati.
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengajak jamaah untuk betul-betul meresapi apa yang telah disampaikan Ustaz Bachtiar dalam tausiyahnya dan juga mengamalkannya. "Ya Allah jadikanlah kami jadi orang-orang yang mendengar dan menyimak, mendengar butiran ilmu lalu mengikuti yang terbaik dari apa yang kami dengar," kata Bachtiar.