REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Rini Soermano meyakini setoran dividen perusahaan milik negara sebesar Rp 43,69 triliun dalam RAPBN 2018 dapat terpenuhi sejalan dengan meningkatnya kinerja BUMN pada tahun buku 2017.
"Target dividen Rp 43,69 triliun yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN 2018 harus tercapai yang akan diperoleh dari berbagai sektor usaha antara lain, perbankan dan infrastruktur," kata Rini, usai berbicara pada seminar bertajuk "Kinerja BUMN sebagai strategi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, di Jakarta, Jumat (18/8).
Pada RAPBN 2018, Pemerintah menetapkan setoran dividen BUMN meningkat sekitar 6,7 persen dari setoran dividen yang ditetapkan dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 40,1 triliun.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengatakan penghitungan dividen 2018 didasarkan pada keuntungan tahun buku 2017. "Dalam Renca Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN 2017 laba BUMN diproyeksikan mencapai Rp 190 triliun. Meningkat signifikan dibanding laba BUMN tahu 2016 yang mencapai sekitar Rp 167 triliun," ujar Imam.
Secara keseluruhan dijelaskannya, kinerja sebagian besar BUMN didorong meningkatnya perekonomian nasional tercermin dari kenaikan harga-harga komoditi, bergeraknya sektor jasa dan industri manufaktur. "Kinerja BUMN terus tumbuh. Ibu Menteri (Rini Soemarno) juga terus berupaya supaya jangan ada lagi BUMN yang merugi," ujarnya.
Dengan begitu tambahnya, dividen BUMN dalam RAPBN 2018 juga harus melihat seberapa besar dividen pay out ratio masing-masin BUMN yang ditetapkan oleh pemegang saham. "Besaran setoran dividen yang mencapai Rp 43,6 triliun itu belum dirinci berapa angka masing-masing BUMN," ujar Imam.