REPUBLIKA.CO.ID, OGAN KOMERING ILIR -- Pasca terbakar berulang pada musim kemarau tahun 1997 dan 2006 lalu, 20 hektar hutan dan lahan rawa gambut mulai direstorasi. BP2LHK Palembang bekerjasama dengan Internasional Tropical Timber Organization (ITTO) dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten OKI, membangun plot percontohan (demplot) restorasi lahan gambut bekas kebakaran.
Pada areal restorasi saat ini telah berhasil dikoleksi 25 jenis tanaman lokal hutan rawa gambut dari Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Jenis-jenis tanaman lokal merupakan unggulan hutan rawa gambut yang secara alami sulit tumbuh pada areal bekas terbakar, yaitu ramin (Gonystylus bancanus), jelutung rawa (Dyera lowii), punak (Tetramerista glabra), perupuk (Lopopethalum javanicum), meranti (Shorea belangeran), medang klir (Alseodaphne sp.), beriang (Ploiarum alternifolium) dan gelam (Melaleuca leucadendron).
Hutan dan lahan rawa gambut terbakar yang berulang pada musim kemarau tahun 1997 dan 2006 lalu, telah direstorasi sejak tahun 2006. Suksesi alami yang terbentuk 4 tahun setelah kebakaran, tahun 2010 hanya terdiri dari pakis dan rumput rawa, belum ada suksesi pepohonan. Penyiapan lahan dan penanaman pertama dilakukan sebelum areal sekitar demplot didrainase untuk perkebunan sawit pada bulan April - Mei 2010, lahan gambut masih tergenang dengan kedalaman genangan berkisar antara 10 – 30 cm.