REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pihak berwenang di kota-kota utama AS menyatakan status siaga, menyusul serangan teror di Barcelona, Spanyol, Kamis (17/8). Serangan bus tersebut menelan sedikitnya 13 korban tewas dan melukai puluhan orang lainnya.
Kantor berita Anadolu melansir, para petugas informasi publik di New York, Chicago, Boston, dan Los Angeles saat ini terus memantau situasi di Barcelona. Namun, sampai sejauh ini belum ada tanda-tanda ancaman serangan serupa di masing-masing kota tersebut.
Salah seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri AS, Elaine Duke mengungkapkan, pemerintah Paman Sam selalu mengikuti perkembangan situasi di Barcelona dan Spanyol. “Kemlu AS memberikan dukungannya kepada para sekutu untuk merespons dan memulihkan situasi pascaserangan yang menghebohkan ini,” ujarnya.
Serangan teror di Barcelona terjadi pada Kamis (17/8) sore waktu setempat. Kejadian bermula ketika seorang pria mengendarai mobil van putih dengan kecepatan tinggi ke arah Las Ramblas. Pelaku terlihat mengemudikan kendaraannya untuk menabrak kerumunan banyak orang.
Sebanyak 13 orang dilaporkan tewas dalam insiden itu dan lebih dari 100 orang terluka. Menurut sejumlah saksi mata, banyak korban yang tersungkur ke tanah usai tertabrak van tersebut. Beberapa orang mencoba menyelamatkan diri memasuki pertokoan di sekitar Las Ramblas.
Sekitar delapan jam kemudian, aksi teror susulan terjadi di Cambrils, sebuah kota yang berada sekitar 120 kilometer di selatan Barcelona. Di sana, sebuah mobil Audi A3 menabrak para pejalan kaki, hingga melukai enam warga sipil. Satu di antaranya kini dalam kondisi kritis.
Menurut data yang dihimpun pihak berwenang Spanyol, para korban teror di Barcelona berasal dari 18 negara yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah Prancis, Italia, Venezuela, Australia, Irlandia, Peru, Aljazair, dan Cina.