Sabtu 19 Aug 2017 23:16 WIB

Menjadi Makmum Masbuk

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Umat muslim Bali shalat berjamaah di sebuah masjid di Denpasar, Selasa (6/6).
Foto: Made Nagi/EPA
Umat muslim Bali shalat berjamaah di sebuah masjid di Denpasar, Selasa (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa yang didapat oleh orang yang masbuk dari imam adalah permulaan shalatnya. Shalat lima waktu merupakan tiang agama.

Rukun Islam nomor dua di antara yang lima ini memiliki keutamaan tersendiri sebagai pembentuk fondasi akidah seorang Muslim. Yang teristimewa, shalat ini dilaksanakan dengan berjamaah.

Keutamaannya bisa dilihat dengan ganjaran pahala 20 derajat ketimbang shalat sendiri. Tidak hanya itu, ancaman Rasulullah kepada orangorang yang melalaikannya membuat shalat berjamaah pun dinilai wajib oleh sebagian ulama.

Tidak kurang, kewajiban akan shalat berjamaah dijatuhkan kepada seorang tu nanetra. Saat seorang buta meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk absen shalat berjamaah di masjid karena tidak ada satu pun yang menuntunnya, Nabi SAW pun bertanya kepada dia. "Apakah kamu mendengar seruan azan? Ia menjawab, "Ya". Nabi pun bersabda, "Aku jadi tidak mene mukan alasan untukmu untuk memberikan kemurahan. Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim ini pun menjadi dasar sebagian ulama yang mewajibkan shalat berja maah jika tanpa uzur.

Dalam shalat berjamaah, kadang ada anggota dari jamaah yang telat masuk dalam barisan. Di dalam Islam, ini disebut dengan masbuk. Di dalam Ensiklopedia Shalat Menurut Alquran dan As Sunnah karangan Dr Said bin Ali bin Wahf al- Qahthani, masbuk berarti orang yang tertinggal mengerjakan shalat.

Masbuk harus mengerjakan beberapa bagian shalat yang masih tersisa jika sang imam sudah mengucapkan salam tanpa memberikan tambahan. Rasulullah SAW pernah menjadi masbuk. Dalam hadis Mughirah bin Syu'bah, ketika dia bersama Nabi SAW dalam Perang Tabuk, dia bercerita ketika itu Rasulullah SAW buang hajat.

Lalu dia menyebutkan wudhu beliau. Itu berlangsung sebelum shalat Subuh. Lebih lanjut, dia bercerita, "Aku pun berangkat bersama beliau hingga kami mendapatkan orang-orang telah mempersilakan Abdurrahman bin Auf maju ke depan lalu mengerjakan shalat bersama mereka ketika waktu shalat telah tiba."

Kami mendapatkan Abdurrahman telah menunaikan rakaat shalat Subuh ber sama mereka. Maka Rasulullah SAW berdiri dan berbaris bersama kaum Muslimin dan shalat di belakang Abdurrahman bin Auf pada rakat kedua. Setelah Abdurrahman mengucapkan salam, Rasulullah berdiri untuk menyempurnakan shalatnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement