Ahad 20 Aug 2017 17:25 WIB

Nelayan Indramayu Terpaksa Migrasi ke Perairan Karawang

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Nelayan bersiap melaut di M Lombang, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Senin (20/2). Nelayan setempat mulai melaut setelah beberapa pekan terhenti akibat cuaca buruk.
Foto: Dedhez Anggara/Antara
Nelayan bersiap melaut di M Lombang, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Senin (20/2). Nelayan setempat mulai melaut setelah beberapa pekan terhenti akibat cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Angin kencang yang melanda perairan Indramayu dalam beberapa pekan terakhir membuat nelayan kecil Indramayu kesulitan melaut. Karena itu, mereka terpaksa bermigrasi ke perairan Karawang dan Bekasi untuk mencari ikan.

"Saat ini musim angin timur. Ada ratusan nelayan kecil asal Indramayu yang babang (migrasi) ke Karawang dan Bekasi," kata Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, Ahad (20/8).

Angin kencang membuat gelombang jadi tinggi. Kondisi tersebut membahayakan keselamatan perahu kecil yang digunakan nelayan.

Selain itu, angin kencang saat ini juga membuat ikan-ikan di dalam laut menjadi susah ditangkap. Jaring yang digunakan nelayan pun kerap terbawa kencangnya tiupan angin yang membuat penangkapan ikan menjadi lebih sulit.

Kajidin mengatakan, angin di peraian Karawang dan Bekasi dinilai lebih aman dibandingkan angin di perairan Indramayu saat ini. Dia menyebutkan, ratusan nelayan kecil yang bermigrasi itu di antaranya berasal dari wilayah Kecamatan Cantigi dan Arahan.

"Kalau angin kencang di perairan Indramayu sudah reda, mereka akan pulang lagi," terang Kajidin.

Tak hanya bermigrasi, sejumlah nelayan kecil juga ada yang memilih untuk tetap di Indramayu. Mereka terpaksa menganggur dan adapula yang beralih profesi.

Kajidin menambahkan, kondisi itu menyebabkan harga ikan mengalami sedikit kenaikan. Seperti misalnya ikan kembung yang naik dari Rp 15 ribu per kg menjadi Rp 17 ribu per kg. Selain itu, adapula ikan yang saat ini mengalami kelangkaan, di antaranya ikan tongkol.

Hal senada diungkapkan Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto. Dia menyatakan, tiupan angin kencang dan gelombang tinggi memang membuat penangkapan ikan menjadi sulit. Para nelayan pun harus mencari ikan di area tangkapan yang lebih jauh dan mengeluarkan modal yang lebih besar.

"Saat musim angin timur seperti ini, nelayan tradisional di Indramayu biasanya memang mengalami paceklik,'' terang Dedi.

 Salah seorang nelayan di Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Wartono, mengaku terpaksa mencari ikan di perairan Karawang. Pasalnya, angin kencang musim timur yang sedang melanda perairan Indramayu membuatnya kesulitan mencari ikan.

"Kalau sudah dapat banyak, saya pulang ke Indramayu. Nanti berangkat ke sana lagi," tandas Wartono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement