Ahad 20 Aug 2017 23:32 WIB

Puluhan Wisatawan Tersengat Ubur-Ubur di Pantai Gunung Kidul

Wisatawan di Pantai Baron
Foto: Antara/Noveradika
Wisatawan di Pantai Baron

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Puluhan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tersengat ubur-ubur dalam sepekan terakhir.

Anggota SAR Satlinmas Korwil II Pantai Baron Saryanto di Gunung Kidul, Ahad, mengimbau seluruh wisatawan agar menggunakan alas kaki atau tidak menyentuh biota laut yang ada.

"Kami juga meminta agar wisatawan tidak sembarangan memegang biota laut yang ada. Sering kali binatang laut beracun menyerupai karang dan sulit terlihat," kata Saryanto.

Data SAR Satlinmas Korwil II Pantai Baron, sejak sepekan terakhir, lebih dari 20 wisatawan yang menginjak berbagai hewan beracun mulai dari ubur-ubur, bahkan bulu babi.

Suyanto mengatakan hewan beracun ini diakui petugas SAR sering keluar saat posisi air laut sedang surut. Diduga hewan ini terbawa air laut yang menuju ke daratan dan tak bisa kembali ke tengah laut karena terjebak batu karang.

"Kami berharap para wisatawan berhati-hati, dan kami juga berupaya memberikan imbauan, baik melalui pengeras suara maupun papan peringatan," katanya.

Salah seorang wisatawan, Tulasmin warga Plosokerep, Desa jeruksawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar kesakitan usai terserang ikan beracun atau yang sering disebut oleh warga pesisir sebagai ikan dook.

Ia mengaku merasakan nyeri hebat usai menginjak sesuatu saat dia tengah mencari ikan bersama sang anak di Pantai Drini. "Sakit tidak tahu menginjak apa, tiba-tiba kaki terasa nyeri," katanya.

Tim SAR Satlinmas Korwil II Pantai Baron yang mengetahui adanya wisatawan yang menginjak hewan beracun langsung melakukan pertolongan pertama dengan memberikan cairan alkohol serta pembersih luka agar kaki Tulasmin tidak terkena infeksi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement