REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Program Hapus Tato gratis yang digagas Gerak Bareng Community, Islamic Medical Service (IMS), Bank Muamalat dan DPP Hidayatullah memasuki pekan ketiga. Program kali ini digelar di Basecamp Komunitas Teras Dakwah, Yogyakarta, Senin (21/8) malam.
Rilis Hidayatullah yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/8) menyebutkan, sama seperti kota-kota sebelumnya, di Yogyakarta peserta hapus tato juga banyak. Baik dari remaja, pemuda maupun orang tua. Mereka berasal dari sekitar Yogyakarta , seperti Bantul, Sleman, Magelang dan lain lain.Bahkan, ada juga peserta yang datang dari Batam.
Helmi (37) asal Batam, mengaku keberangkatan ke Jogjakarta ini tidak lain atas kehendak Allah. Ia mendapat tiket gratis pesawat pulang pergi (PP) Batam-Jogjakarta dari salah seorang dermawan.
"Kalau nggak dapat tiket (pesawat), mungkin saya nggak berangkat ke Jogjakarta. Alhamdulillah, Allah kasih rezeki lewat perantara hamba-Nya," kata Helmi bersyukur.
Helmi bersyukur, akhirnya tiba di lokasi program layanan hapus tato di Teras Dakwah, Jogjakarta pada Senin (21/08) ba'da Subuh.
Pengurus Teras Dakwah Ilyas merasa bersyukur program ini bisa menyambangi Yogyakarta. Pasalnya, mereka yang sudah mengaji pekanan di Teras Dakwah tidak sedikit yang memiliki tato.
"Mereka benar benar ingin hijrah secara total,baik lahir maupun batinnya. Alhamdulillah program ini bermanfaat sekali untuk mereka," ucapnya. Ilyas menambahkan untuk peserta gelombang pertama program ini mencapai puluhan orang.
Pada kesempatan yang sama, founder Gerak Bareng Community Ahmad Zaki mengatakan,pemilihan Yogyakarta sebagai kota yang disinggahi Tim #BeraniHijrahBaik karena di daerah ini banyak mereka yang sudah mengaji namun masih bertato.
"Program ini untuk menghilangkan masa lalu mereka yang buruk. Agar teman-teman yg hijrah menjadi lebih percaya diri saat beribadah,'katanya.
Direktur IMS Imron Faizin mengatakan program ini rangkaian dari beberapa kota. "Insya Allah terakhir di Surabaya,"imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut Imron, masih banyak mereka baik yang sudah dan ingin hijrah mengikuti program ini, namun mereka belum mendaftar. Dan mereka berasal dari sejumlah provinsi, seperti Sumatera, Kalimantan,dan Sulawesi. "Jika ditotal jumlahnya ribuan dan mereka dari beberapa daerah di Indonesia," katanya.
Untuk itu, kata Imron, program ini masih banyak membutuhkan donasi guna membeli alat penghapus tato dan kelengkapannya.